Monday, February 04, 2008

Menjadi Seorang Guru

Aku dilahirkan dari Ibu dan Ayah yang berprofesi sebagai guru, guru SD tepatnya. Bukan mengajar di SD elit, tapi SD negeri kampung, yang bahkan kalau boleh mengenang sedikit...dulu masih banyak muridnya yang tidak pakai sepatu kalau ke sekolah, seragam seadanya bahkan membayar BP3 (SPP) yang bisa dibilang murahpun banyak yang nunggak dan baru bayar jika pembagian raport dilakukan.

Kehidupan kami sekeluarga pun sangat sederhana. Berapa sih penghasilan guru SD yang diterima perbulannya, kalau Bang Rhoma Irama pernah bilang dalam lagunya "Gali Lubang Tutup Lubang", ya memang begitulah...menggali lubang hutang untuk menutupi lubang hutang sebelumnya dan begitu seterusnya, dan aku merasakan betul apa yang namanya perjuangan...

Pun harapan kedua orang tuaku tak pernah muluk-muluk. Ayahku hanya ingin anak-anaknya meneruskan profesi kedua orang tua dan beliau mendorongku untuk masuk IKIP setelah lulus SMA waktu itu. Tapi aku menolak, aku tidak mau masuk IKIP, aku tidak ingin menjadi guru. Meskipun saat mau lulus kuliah, tiba-tiba profesi dosen pengen banget aku geluti...tapi ternyata kesempatan bekerjaku dari pertama hingga sekarang adalah bekerja di swasta. Maafkan aku Ibu & Ayah, mungkin aku terlalu egois, egois dalam mengejar mimpiku sendiri...

Tapi pagi ini aku tersenyum dan mataku sedikit berkaca...ketika adikku salaman dan menempelkan tanganku di keningnya sambil berucap "Pamit sik yo, Mbak...". Telah sebulan ini adikku bekerja di sebuah SMP. Dia mengajar Matematika di sana, ya...adikku menjadi guru!

(Ya Allah...Kau tahu, aku bahkan tak berani menuntut apa-apa lagi dari-Mu, karena yang telah KAU anugerahkan padaku sudah terlalu lebih. Terima kasih untuk semuanya Ya Allah, segala yang mengisi pun memudahkan perjalanan hidupku hingga kini...dan selamanya!)

No comments:

Post a Comment