Entahlah, hanya saja...aku sudah malas menghadapi segala kerumitan ini. Rumit, ruwet, entahlah mana kata yang lebih tepat. Aku jenuh dengan sesuatu yang tidak bersistem, aku sudah jengah dengan hal yang bernama gubrak-gubruk. Aku nggak bisa lagi...
Hari ke 14 di site,
dan aku tahu apa yang harus kulakukan setelah ini...
Monday, January 26, 2009
Sunday, January 11, 2009
Yelda
Aku sering menangis jika merindukanmu.
Cengeng memang, tapi begitulah...
Dan seolah mendengar isakanku, maka kau akan datang
Kau pasti datang
melalukan tangisku juga rindu...
Percaya atau tidak,
bahwa kemudian aku menjadikan ritual "menangis" untuk memanggilmu
datang padaku
Tapi itu dulu...
Ya, dulu...dulu sekali...
Sekarang, kemarin...dan mungkin sudah ribuan hari yang lalu
tangisan itu ternyata tak berarti lagi buatmu, buat kita...
Sekerasnya aku menangis, meneriakkan namamu seperti lolongan anjing
bahkan sampai memakimu semampuku...
Kau tiada kunjung hadir
membiarkanku menyayati rindu yang keparat!
Dan kau tak pernah datang..
tak pernah ada lagi...
(pikiran usang, diantara tumpukan buku, medio 2006)
Catatan : Yelda, bahasa Farsi, berarti malam pertama pada musim dingin, malam terlama sepanjang tahun.
Cengeng memang, tapi begitulah...
Dan seolah mendengar isakanku, maka kau akan datang
Kau pasti datang
melalukan tangisku juga rindu...
Percaya atau tidak,
bahwa kemudian aku menjadikan ritual "menangis" untuk memanggilmu
datang padaku
Tapi itu dulu...
Ya, dulu...dulu sekali...
Sekarang, kemarin...dan mungkin sudah ribuan hari yang lalu
tangisan itu ternyata tak berarti lagi buatmu, buat kita...
Sekerasnya aku menangis, meneriakkan namamu seperti lolongan anjing
bahkan sampai memakimu semampuku...
Kau tiada kunjung hadir
membiarkanku menyayati rindu yang keparat!
Dan kau tak pernah datang..
tak pernah ada lagi...
(pikiran usang, diantara tumpukan buku, medio 2006)
Catatan : Yelda, bahasa Farsi, berarti malam pertama pada musim dingin, malam terlama sepanjang tahun.
Friday, January 09, 2009
Aku makin mencintai "proses"
Sialan, kenapa aku baru melakukannya sekarang...???
Aku punya penyakit, ups...apakah itu pantas disebut penyakit? Entahlah. Tapi aku kerap mengalami gangguan pencernaan dan gangguan makan tiap kali mau ujian. Bahkan sampe parah. Tapi anehnya ketika ujian udah kelar maka semua gangguan beserta tetek bengek yang berurusan dengan pencernaan itu kembali normal. Bahasa kerennya aku kena "psikosomatis" katanya. Itu kurasakan sejak jaman SD, SMP, SMA, kuliah...bahkan terakhir waktu mau ujian masuk pasca sarjana pun masih kuderita. Walhasil, aku sudah terbiasa atau akhirnya membiasakan diri dengan keadaan psikosomatis itu. Ya, istilahnya...kuanggap wajar...tanpa pernah kulakukan tindakan apapun untuk mencegahnya.
Dan terus terang aku tercengang. Sangat tercengang! Ketika ujian tengah semester pun ujian akhir semester kemarin-kemarin ini aku lewati tanpa satu gejala psikosomatis yang menyerang. Tak ada yang namanya gangguan pencernaan dan gangguan makan sama sekali. Uaneh! Banget...! Aku makin terkaget-kaget ketika hasil dari ujian akhir tersebut baik-baik saja, bahkan sangat baik di mataku...
Lalu mulailah aku bertanya. Mengapa? Kok bisa...?
Merujuk pada teori domino (halah!), setelah dirunut-runut... kemungkinan besar karena sekarang aku bersikap "nothing to loose", gak terlalu mikirin hasil! Ora urus mau hasilnya kayak apa. Bukannya gak mikirin hasil sih tapi yang penting aku menikmati prosesnya! Beda dengan dulu, dimana aku selalu merasa khawatir dan takut kalau-kalau hasilnya jelek! Ya, mungkin begitu kira-kira...
Ya...Aku makin mencintai proses.
Sialan, kenapa aku baru melakukannya sekarang...???
Aku punya penyakit, ups...apakah itu pantas disebut penyakit? Entahlah. Tapi aku kerap mengalami gangguan pencernaan dan gangguan makan tiap kali mau ujian. Bahkan sampe parah. Tapi anehnya ketika ujian udah kelar maka semua gangguan beserta tetek bengek yang berurusan dengan pencernaan itu kembali normal. Bahasa kerennya aku kena "psikosomatis" katanya. Itu kurasakan sejak jaman SD, SMP, SMA, kuliah...bahkan terakhir waktu mau ujian masuk pasca sarjana pun masih kuderita. Walhasil, aku sudah terbiasa atau akhirnya membiasakan diri dengan keadaan psikosomatis itu. Ya, istilahnya...kuanggap wajar...tanpa pernah kulakukan tindakan apapun untuk mencegahnya.
Dan terus terang aku tercengang. Sangat tercengang! Ketika ujian tengah semester pun ujian akhir semester kemarin-kemarin ini aku lewati tanpa satu gejala psikosomatis yang menyerang. Tak ada yang namanya gangguan pencernaan dan gangguan makan sama sekali. Uaneh! Banget...! Aku makin terkaget-kaget ketika hasil dari ujian akhir tersebut baik-baik saja, bahkan sangat baik di mataku...
Lalu mulailah aku bertanya. Mengapa? Kok bisa...?
Merujuk pada teori domino (halah!), setelah dirunut-runut... kemungkinan besar karena sekarang aku bersikap "nothing to loose", gak terlalu mikirin hasil! Ora urus mau hasilnya kayak apa. Bukannya gak mikirin hasil sih tapi yang penting aku menikmati prosesnya! Beda dengan dulu, dimana aku selalu merasa khawatir dan takut kalau-kalau hasilnya jelek! Ya, mungkin begitu kira-kira...
Ya...Aku makin mencintai proses.
Sialan, kenapa aku baru melakukannya sekarang...???
Subscribe to:
Posts (Atom)