Sunday, May 31, 2009

...........

I miss my mom,
I miss my dad
I miss my brother
I miss my cats
I miss my home sweet home....

Let me cry today...for one reason!

..............

Monday, May 25, 2009

Beautiful Wedabay, Here I come and...

Sebuah catatan yang tertunda...

Kau tahu, lagu apa yang paling enak didengerin sambil menikmati senja di jetty tepian Camp Tanjung Ulie. Lagu-lagunya Ebiet. Ha3x, meski jadul & meski mengalun lirih lewat hp perjuangan Nokia 6600 yang speakernya sudah substandard ini, perpaduan antara pantai, senja dan suara Ebiet bisa ter-mix dengan sempurna. Lagu ini kerap kuputar dulu, kala menikmati fly camp demi fly camp itu…

Wedabay…ini aku! Kau masih ingat? Aku pernah di sini 2 tahun lalu...

Setahun bersamamu, dulu…
Kau tlah menjadi bagian dari babak kehidupanku. Darimu, aku belajar banyak. Kau mengajariku mencintai alam, dan aku belajar menjadi pribadi yang tegar dan percaya bahwa hidup adalah perjuangan.

Fan fawa, Wedabay... (bahasa sawai : Fan Fawa = apa kabar)

Kini aku kembali, menjejakmu…meski sebentar. Ijinkan aku menyambangimu dengan segenap rindu. Aku yakin, kau masih senyaman dulu.

Kau, ah...aku masih mengenalmu. Baumu gak berubah. Meski fisikmu sudah luar biasa sempurna sekarang. Dan...mereka...teman, kawan dan sahabat lamaku...mereka masih mengenalku, tersenyum indah padaku, aku serasa pulang kembali ke rumah...

Walau kemudian ternyata dalam sepekan kedatanganku di sana kau sambut aku dengan masalah demi masalah, tapi tak menyurutkan artimu...

Terima kasih untuk semua.
Sampai jumpa di kehidupan yang lebih baik, suatu hari nanti...

Sunday, May 17, 2009

Where Am I...???

Aku berada di tempat yang salah pada waktu yang salah dan moment yang salah. Mengapa bisa? Entahlah, sungguh sebuah pengaturan yang manis, skenario ini memang luar biasa. Ternyata perjuangan itu tak pernah berakhir, ketegaranku masih perlu diuji secara berkala...;p

Friday, May 15, 2009

)*(*&*^&%^$%#$

Aku memang telah meremehkan-Mu,
menentang-Mu

Kau kerap melakukan sesuatu
untuk menyentilku, membentakku
memperingatkanku
betapa kuasanya Diri-Mu atasku
tapi aku tak pernah jera
dan semakin tak tahu diri

Kini bahkan aku tak mampu lagi menangis
Kelenjar airmata seperti kering
serasa beku
hati hanya meratap
menyesali kebodohan kronisku

Aku mencium asap neraka
bau daging panggangku sendiri

Aku mengaku dosa
dosa yang entah sudah setinggi gunung apa
Aku malu
memohon ampun pada-Mu untuk kesekian kalinya...

Astaghfirullahaladzim.....

Tuesday, May 12, 2009

Sawarna, Sebuah Cerita...

Mungkin aku sudah kadung punya ekspetasi tinggi terhadap desa yang akan kusinggahi tgl 8-10 Mei lalu. Aku berharap mengunjungi sebuah desa yang masih natural, agak2 terpinggirkan dan mungkin mirip-mirip Badui (ha3x, kok bisa? Entahlah!). Terus terang agak kecewa setelah sampai di sana ternyata aku bisa bilang desa itu sudah maju dan...ah, jauh dari bayangan awalku. Tapi its okelah, mungkin ada sisi lain yang bisa kunikmati dari perjalanan itu.

Temen-temen di Gank Gelondongan, merekalah pelipur laraku di Sawarna. Gank yang resmi ditahbiskan berdiri di tengah deras hujan dan acara makan indomie. Disebut "Gelondongan" karena satu alasan yang tak bisa kusebutkan (huahaha, malu euy!). Tapi benar, ketika sekumpulan orang dengan pemikiran sama dan dipertemukan dalam sebuah peristiwa, and that's it! Bersatu dan seru! Aneh tapi begitulah!

Ekspetasiku kandas sudah. Acara susur goa yang agak seru tapi biasa. Susur sawah di antara pematang yang...aduh, kampung halamanku juga penuh sawah bo'! Semuanya nyaris dan tidak spesial. Untunglah, ada satu yang bisa membayarnya. Pantai. Ya, pantai di sepanjang Sawarna bersih dan indah. Pantai Sawarna, Pantai Laguna Pari, Pantai Ciatir, Pantai Pulau Manuk, dan Pantai Tanjung Layar.

Have I mentioned Tanjung Layar? Mungkin disebut begitu karena terdapat dua karang besar yang berbentuk mirip layar kapal. Indah. Meski sebenarnya letak keindahan itu bukan pada karang besar itu. Di belakang karang berbentuk layar itu terdapat karang yang agak panjang dan tidak begitu tinggi. Sangat biasa dari kejauhan. Tapi karena "biasa" itulah yang membuatku tertarik nyebrang ke sana. Sayang kamera tak berani kubawa ke sana karena untuk nyebrang ke sana, air lautnya nyaris sedada dg karang2 di bawah yang licin sekali. Dan ternyata...di balik karang "biasa" itu...terdapat...God, sumpah aku gak bisa mendeskripsikan keindahan itu. Begitu luar biasa! Ketika ombak berair biru menyeruak dan Subhanallah...aku tak bisa menjelaskannya!

Yeah, ini cuma sekelumit cerita...












Monday, May 11, 2009

Anggota DPR-RI (wannabe)

Terima kasih sedalam-dalamnya kepada facebook, yang telah mempertemukanku kembali dengan teman-teman jadulku plus foto-foto jadul nan keren berikut ini. Sumpah, jadul banget! Tahun 2000, sekitar bulan Februari kalau nggak salah. Tim Undip ber-photoshoot di gedung wakil rakyat, di sela-sela acara Pekan Ilmiah Mahasiswa nasional XIII di Jakarta.

Hi3x, lumayan bangga pernah menorehkan sebuah prestasi jaman kuliah dulu dan menaklukkan Jakarta pada waktu itu. Untuk temen-temen seperjuanganku menunju kursi DPR pada waktu itu (hehe!), Budiaji, Ronin, Toro, Sandi, Tejo, Zuli, Yudhi & Asep, ayo bangun negeri ini, dengan berkiprah optimal di pekerjaan masing2. Semangat!!! Hehe..;p

Monday, May 04, 2009

My Life, My Adventure

Setelah dari jaman Februari lalu woro-woro ke semua orang di kantor tentang ide "pelampiasan stress" dengan ber-arung jeram, tapi gagal maning gagal maning gara-gara satu, dua, tiga orang yang berhalangan atau minta di-reschedule, akhirnya rencana itu nyaris terpeti es kan. Maka spontanitas malah bisa menjadi pergerakan yang cepat dan nyata.

Peserta memang menciut menjadi empat orang. Aku nggak tahu, mungkin empat orang inilah yang paling punya nyali di antara semua orang yang bekerja di Jl. Suci 12B atau malah empat orang tersebut yang paling stress hingga butuh pelarian secepatnya! Hajar...!!! (kyknya yg sempet nulis kata "hajar", adalah yang tingkat ke-stresannya paling full dan sudah di ubun-ubun! Wuakakak, sorry jeng Deb).

Sempet ada kejadian di kantor Jumat sore, yang membuat diriku jadi mikir...I have to escape and runaway now!!! Soal bikin report etc mah urusan hari Senin!

Start jam 5 sore kita meluncur dari kantor menuju Sukabumi. Rencananya kami akan rafting di Riam Jeram Sungai Citatih Sukabumi pada Sabtu siang (Jal, btw sungai Citatih beda sama Citarik kan?). Jeng Nia sudah siap ber-adventure dengan sandal gunung barunya. Tinggal Jeng Debbie yang mampir sejenak ke toko peralatan outdoor activities. Aku yakin, itulah sandal2 gunung yang pertama kali dibeli seumur hidup kalian! Hehe...

Mendung nyaris mengelayut. Krupuk kulit, meski cuma bisa bikin terbang tapi lumayan mengganjal perut kami hingga makan malam yang kami rencanakan di Restoran Gumati Bogor. Berdasarkan penelitian mengenai kekurangan glukosa yang bisa bikin lemot otak, sepertinya hal ini terbukti pada Jeng Nia. Untung urat malu-mu udah putus Ni. Tapi sumpah, jangan sampai kelemahanmu itu ter-ekspose ke orang lain! Cuma kita berempat yang tahu rahasiamu dan tergantung dari uang tutup mulut yang akan kau berikan ;p

And @ Gumati, vitamin otaknya Nia sudah di-charge kembali. Semoga tetep pinter sampai ke tujuan. Amin..;p

Hujan menemani kami menuju Sukabumi. Begitupun dua kantong plastik besar berisi makanan dan minuman yang kami beli di Indomart pinggir jalan yang sempat membuahkan sepatu Rizal menginjak sesuatu. Alunan musik dari CD dan cerita sepanjang jalan, praktis nggak membuat kami ngantuk di jalan. Thanks for all, yang sudah sudi mendengarkan lagu "Huma Di Atas Bukitnya" Ahmad Albar, meski kalian gak kenal itu lagu...(pls deh! perasaan kita lahir pada tahun yang berdekatan!)

Nia sudah pede dengan alamat hotel tempat kami akan menginap semalam di Sukabumi. Sebuah hotel bernama Rafflesia, dengan ancer-ancer pasar Cibadak lurus ke arah pelabuhan Ratu dan hotel tersebut dekat dengan sebuah Rumah Sakit bernama Sekar Wangi. Meluncurlah mobil itu ke arah yang dituju, tetapi hotel tersebut tak jua kami jumpai. Malu bertanya sesat di jalan. Meski sebenarnya aku malu bertanya (gimana gak malu, lha wong mobil diberhentikan persis di depan sebuah rumah dimana di depan rumah tersebut duduk sepasang muda-mudi yang kuyakini 99% pacaran). Dan aku akan bertanya letak sebuah hotel pada orang yang lagi pacaran? Sialan! Yang bener aja! Untung pertanyaan itu bisa sedikit terkamuflase dengan pura-pura menanyakan dimanakah letak Rumah Sakit Sekar Wangi. Dan ternyata oh ternyata...kami salah arah alias nyasar!

Aku baru nyadar, kyknya pas sebelum berangkat, kami lupa berdoa agar kami nggak nyasar. Doa kami cuma terbatas pada mohon diberikan keselamatan.

Setelah berbalik arah dan Insya Allah menuju arah yang benar, nyatanya kami tetap kesulitan mendapatkan letak hotel itu. Katanya berada di dekat RS Sekar Wangi, lha ini RS sudah terlalui jauh sekali kok belum tampak juga tanda-tandanya. Akhirnya, kami nggak mau tersesat untuk kedua kalinya dan nggak perlu malu untuk bertanya. Untungnya kali ini Rizal memberhentikan mobil bukan di depan orang yang pacaran, sehingga aku lumayan enak menanyakan dimanakah letak hotel yang kami tuju tersebut. Empat kilo lagi kata mereka, entahlah...empat kilo beneran atau empat kilo bohongan, kami menyangsikan keakuratan jarak yang mereka sebutkan.

Finally, sampailah kami. Tiba-tiba kami dihantui perasaan ragu. Hotel itu kelihatan sepi dan...ah! Setelah melakukan survey dan risk assessment (halah!) ternyata dalamnya nyaman dan semua mobil memang diparkir di depan kamar masing2 and thats why di depan hotel kelihatan sepi.

Capek menggelayut. Meski sempat serius di depan TV menyimak berita tentang Antasari Azhar beserta gosip-gosipnya tentang Rani (ni cewek tiba-tiba namanya melambung, mungkin bisa disejajarkan dengan Manohara! Hi3X), akhirnya kami terlelap...menuju mimpi masing-masing.

Malas bangun paginya, tapi aroma bubur Sukabumi tiba-tiba menyentak perut kami. Betapa sulitnya memilih bubur ayam, entah sulit atau bingung. Yang ada malah putar balik gak karuan. Sepertinya kami lupa untuk berdoa, agar diberikan petunjuk untuk menemukan letak bubur Sukabumi yang enak dan nyaman.

Jam sepuluh pagi, kita check out dari hotel. Sungai Citatih....here we come!!!

Tanpa belajar dari pengalaman kemarin, nyatanya sebelum pergi kami memang cuma berdoa agar diberi keselamatan sampai tujuan, dan lupa memohon pada Tuhan agar tidak nyasar. Setelah meliak-liuk hingga 27 kilo ke arah Cikidang (bahkan sempat berfoto-foto di sepanjang jalan), Rizal baru sadar kalau nyasar. Yang ada kami malah menuju ke arah sungai Citarik. What? Nyasar kok 27 kilo! Pls deh Jal, kami nggak butuh untuk tahu dimana sungai Citarik itu, dimana rafting Arus Liar etc! Kayaknya penyakitnya Nia mulai nular, Rizal bukannya balik arah tapi malah niat lurus terus. Hari yang aneh!

Hajar! Mobil balik arah dan melaju kencang, berpacu dengan waktu yang bersisa 2 jam lagi. Secara kita dijadwalkan harus ada di meeting point Riam Jeram pada jam 2 siang. Lapar!!!

Akhirnya, dengan mengucap Alhamdulillah kami sampai juga dan belum terlambat ngumpul di meeting point. Semangkuk indomie telur kemudian menjadi sumber tenaga kita untuk mengayuh dayung, bergumul dengan riam dan berteriak-teriak selama sepanjang 12 kilometer ber-rafting ria di Riam Jeram Sungai Citatih!!! Note : Aku gak bisa renang, tolong jangan kerjain gw euy...!!!

Alhamdulillah..! Puas!!! Meski harus dibayar dengan pegel-pegel sekujur badan!
Citatih, terima kasih...!!! I'll see you someday in a better life!