Tuesday, August 10, 2010

Mencintai Hujan (part 11)

"Aku capek" kataku
"Aku juga..." desahnya

Dia kembali menyalakan rokok untuk ketiga kalinya. Dia tahu aku memang suka bau asapnya, maka dengan sengaja dia hembuskan asap rokok itu ke dekatku.

"Kata orang, perokok pasif lebih berbahaya dibanding perokok aktif" Dia keluarkan asap terakhir dari mulutnya. Aku hirup asap terakhir itu.
"Yup, nanti kita buktikan siapa yang akan mati duluan. Kamu atau aku"

Meledaklah tawanya, hingar. Aku suka dan aku benci ketika tawa itu terhenti.

"Ayo tertawa lagi. Kamu cakep kalau lagi bahagia." ujarku
"Dasar!!!" Dia tertawa lagi, agak lama. Aku menikmatinya.

Tak banyak yang kami lakukan ketika bersama. Duduk, ngobrol, memandang langit, senja, malam, hujan...entahlah kelihatan sangat nggak produktif sebenarnya. Dulunya, kami sering merangkum semua hal yang terjadi dalam pekerjaan masing-masing, perjalanan, dsb untuk kemudian kami ceritakan pada saat kami bertemu. Sangat sedikit cerita bahagia, lebih banyak kalimat "Aku capek" atau "Aku lelah".

Suatu hari dia pernah bilang "Kau tahu, bila kita bersama maka capek itu akan jadi capek kuadrat, lebih parah. Kita sama, bisa dikatakan dalam semua aspek. Apa sih yang beda di antara kita? Cuma beda jenis kelamin dan aku perokok aktif sedangkan kamu pasif."

"Tapi paling nggak kita sudah saling mengerti, nggak ada yang komplain satu sama lain" jawabku. Bagiku, bagaimanapun kesamaan kami berdua, ia bisa melengkapiku entah untuk bagian mana.

Sekuat tenagaku aku pernah ingin menjadi berbeda dibanding ia, paling tidak dalam penilaiannya. Bukan aku kini yang seperti dia tetapi dalam versi cewek. Namun aku tak pernah bisa.

"Aku nggak perlu orang yang sama. Aku sudah lelah menjadi diriku dan aku tak perlu satu orang lagi yang sama denganku...sepanjang sisa umurku." jawabnya

Tapi kami masih sering bertemu meski dalam pertemuan-pertemuan selanjutnya kami lebih banyak diam. Hanyut dalam kelungkrahan dan kejenuhan kehidupan kami. Lelah tentang pekerjaan, mimpi dan entah apalagi. Dia menghisap rokoknya dan aku menghirup asapnya. Satu-satunya simbiosis mutualisme dalam pertemanan kami selama ini. Kemudian dia akan mengakhiri pertemuan kami dengan senyum yang manis sekali...

(@Bandara Soekarno Hatta, gate B2).

No comments:

Post a Comment