Monday, February 27, 2012

"Sentilan" Seorang Kal Muller

"Orang indonesia kalau punya uang, akan liburan ke bali. Okelah, Bali masih Indonesia. Namun, kalau uangnya lebih banyak lagi, ia akan ke Singapura. Bila uangnya lebih banyak lagi, mereka pergi ke Eropa atau Amerika. Kenalilah negaramu dulu sebelum yang lain"

Itulah kalimat Kal Muller, seorang Antropolog asal Hungaria yang telah memilih Papua menjadi rumahnya, di akhir program Face To Face With Desi Anwar di Metro TV beberapa hari yang lalu. Kata-kata yang cukup membuatku tersentil. Bagaimana tidak, jika bahkan seorang bule yang harus mengucapkan itu pada kita, penghuni Indonesia yang lahir jeger di bumi Nusantara.

Saturday, February 25, 2012

Melodia

Kangen bikin puisi, tapi jemari tak mampu lagi. Mungkin aku sedang hampa inspirasi. Mungkin juga karena kemalasan tingkat tinggi. Tapi aku sedang rindu ingin perpuisi. Jadi kunikmati sajak indah ini, tulisan seorang penyair mumpuni...

MELODIA - karya Umbu Landu Paranggi

cintalah yang membuat diriku betah untuk sesekali bertahan
karena sajakpun sanggup merangkum duka gelisah kehidupan
baiknya mengenal suara sendiri dalam
mengarungi suara-suara luar sana
sewaktu-waktu mesti berjaga dan pergi,
membawa langkah ke mana saja

karena kesetiaanlah maka jinak mata dan hati mengembara
dalam kamar berkisah, taruhan jerih memberi arti kehadirannya
membukakan diri, bergumul dan menyeri hari-hari tergesa berlalu
meniup seluruh usia, mengitar jarak dalam gempuran waktu

takkan jemu-jemu nafas bergelut di sini, dengan sunyi dan rindu menyanyi
dalam kerja berlumur suka duka, hikmah rahasia melipur damai
begitu berarti kertas-kertas di bawahbantal, pananggalan penuh coretan
selalu sepenanggungan, mengadu padaku dalam deras bujukan
rasa-rasanya padalah dengan dunia sendiri manis, bahagia sederhana
di rumah kecil papa, tapi gairah bergelora hidup kehidupan dan berjiwa
kadang seperti terpencil, tapi gairah bersahaja harapan impian
yang teguh mengolah nasib dengan urat biru di dahi dan kedua tangan