Saturday, May 19, 2012

Solitude @Situ Gunung...

“Loneliness adds beauty to life. It puts a special burn on sunsets and makes night air smell better.” ― Henry Rollins



Dan kesendirianku berawal...

Temenku tiba-tiba meng-cancel rencana camping kami ke Situgunung Sukabumi, di kawasan Taman Nasional Gede Pangrango. Cancel di last minutes, yang sumpah membuatku lumayan bete. Gimana enggak, jika carrierku sudah kupacking rapi dengan segala tetek bengek perlengkapan camping. Yup, tenda, matras, sleeping bag, kompor, nesting dan sebagainya sudah terjejal sempurna di dalamnya dan tinggal angkat saja. Yeah, daripada ngedumel sendiri, maka kuangkat saja carrier itu dan meluncur naik ojeg ke Terminal Kampung Rambutan. Aku niat ke Sukabumi sendiri.

Sebuah bis ekonomi jurusan Sukabumi sedang ngetem menunggu penumpang penuh. Kumasuki. Masih separuh bangku terisi. Tepat jam 06.30, bis itu kemudian berjalan pelan keluar terminal. Seorang Ibu yang duduk di sebelahku menawariku gorengan yang baru saja dibelinya.

"Mari, Teh."
"Oh ya Bu, terima kasih. Saya sudah sarapan kok"
 "Mau camping ya, Teh?" tanyanya
 "Iya, Bu"
"Di mana?" 
"Sukabumi, Bu. Di Situgunung"
"Oh ya ya, dulu anak Ibu suka camping di sana waktu SMA dulu"

Aku tersenyum, dan mendengarkan cerita sang Ibu tentang anaknya.

"Kok sendirian, Mbak campingnya?" 
"E...temen-temen sudah nunggu di Cisaat, Bu. Saya aja yang sendirian dari Rambutan"
Aduh maaf banget Bu, saya terpaksa bohong, habis ntar panjang penjelasannya...

"Berapa jam ya Bu, sampai Cisaat kira-kira?" tanyaku
"E...kalau nggak macet ya mungkin sekitar 3 jam-an"

Maka jadilah si Ibu itu teman ngobrolku di dalam bus. Seorang Mbak-Mbak yang naik dari Jalan Baru yang kemudian duduk di sebelah kami, menambah teman ngobrol kami. Seru kami membicarakan tentang acara TV "Reportase Investigasi" setelah si Ibu cerita kalau gorengan tahu yang dimakannya kok minyaknya banyak banget. Lalu dengan lincahnya si Mbak ini bercerita tentang acara TV tersebut dimana salah satu episode yang ditontonnya membahas masalah gorengan yang telah dicampuri bahan kimia berbahaya demi keuntungan produsen semata.

Macet di Ciawi. Bis berjalan pelan sekali. Pedagang asongan meramaikan suasana dalam bis. Mulai dari gorengan, aneka minuman botol, onde-onde, buah-buahan dll keluar-masuk bis entah berapa kali. Mata ini tak terlelap. Benar-benar perjalanan yang sangat ternikmati. Sempat memandangi sebuah pabrik air mineral di daerah Cicurug. Tersenyum dan teringat sesuatu di masa lalu. Aku pernah masuk ke dalamnya, dulu, telah lama sekali, saat aku bekerja di grup yang sama dengan pabrik tersebut. Ha3x, yeah tiba-tiba aku ingat sebuah pabrik dengan merk yang sama di daerah Citeurep Bogor, tempat kerjaku semasa tahun 2001 sampai 2004.

Aku belum pernah ke Situ Gunung. Cuma berbekal beberapa blog yang pernah kubaca tentang lokasi tersebut. Maka setelah lewat pasar Cibadak akupun bilang pada kondektur bis tersebut bahwa nanti aku turun di Polsek Cisaat.

"Masih jauh kok, Teh" katanya
"Mau camping ya, Teh?" 
"Iya, Pak" "Di Cinumpang?" 
"Bukan, Pak. Di Situ Gunung." 
"Oh. Nanti turun di Polsek Cisaat. Naik ojeg dari situ. Angkot juga ada, tapi jalan dulu sampai pertigaan pasar. Angkotnya sampai depan gerbang Situ Gunung kok" jelasnya dengan logat Sunda-nya yang kental. Penjelasan yang sangat tepat. Thanks a lot, Pak Kondektur :-)

Aku geser pindah tempat duduk di belakang biar dekat pintu keluar dan ngobrol dengan kondektur tersebut di sela-sela kemacetan yang lumayan di pasar Cibadak.

Akhirnya sampailah aku di Polsek Cisaat. Sesuai petunjuk dari pak kondektur, para tukang ojeg memang telah stand by di lokasi tersebut dan menawarkan jasanya. Aku menolak, pengen ngirit naik angkot saja, meski harus berjalan kira-kira 50 meteran ke pertigaan pasar. Aku masuk ke sebuah warung padang, mengganjal perut dulu. Jam menunjukkan pukul 11 siang, waktu Cisaat Sukabumi.

Angkot berwarna merah itu tak begitu lama ngetem. Penumpang langsung memenuhi termasuk aku dengan carrierku. Sengaja kuambil tempat duduk paling pojok, toh aku akan turun di penghujung rute angkot ini. Jalanan aspal lumayan bagus di awalnya, kemudian diselingi jalanan yang agak rusak dan menanjak. Hawa dingin mulai terasa, tampak pegunungan di depan sana, pohon pinus dan hijau suasana. Situ Gunung, aku datang, sejenak menyambangimu, menggumulimu semalam saja...

Setelah membayar tiket masuk 3000 rupiah, aku menuju kantor pengelola Situ Gunung Park untuk registrasi. Aku bertemu dengan Pak Ical & crew. Mereka agak kaget ketika mengetahui rencanaku untuk camping seorang diri. Akhirnya gagal rencanaku untuk nge-camp di camping Tegal Arben yang letaknya paling dekat dengan danau Situ Gunung dengan alasan yang cukup masuk akal mengingat aku camping seorangan. Akhirnya camping ground Bagedor yang letaknya di belakang kantor direkomendasikan mereka untukku. Yeah, tinggal teriak kalau ada apa-apa...toh dekat dengan kantor, hehe. Well, baiklah kalau begitu.

Aku tak langsung mendirikan tenda, melainkan jalan-jalan dulu ke danau Situ Gunung. Danau yang cantik, meski katanya ini danau buatan. Sayang agak mendung. Kubandingkan dengan situ-situ di Garut yang pernah kukunjungi, yang ini lebih cantik. Tampak banyak orang, sepertinya acara kampus, sedang outbound di sana. Sip, saatnya menjajal lensa wide-ku!

Nyaris sore ketika aku mendirikan tenda, si kuning Consina. Gerimis mengundang. Please jangan hujan. Sesuai ramainya berita yang kubaca di internet bahwa nanti malam akan ada supermoon, dimana bulan akan berada paling dekat dengan bumi. Berharap bisa menikmatinya di sini. Sinyal hp full, include 3G, aku tak berasa sendiri...

Tapi mimpi tinggal mimpi, ketika rintik hujan tak jua berhenti. Supermoon tak akan terlihat dalam cuaca seperti ini. Khayalanku menggelar matras di depan tenda, menikmati secangkir kopi, memandang langit dengan segala egoisme diri...gagal sudah. Aku meringkuk sendiri, dalam dekapan sleeping bag, menuju pagi.



Pagi di tepi danau Situ Gunung adalah pagi terindah yang pernah kutemui. Kabut malu-malu menyelimuti rimbun pepohonan di sekitar, sama malunya dengan sinar matahari yang sedikit demi sedikit menampakkan diri. Bau humus sisa hujan semalam terasa ringan dihirup. Gunung Gede Pangrango tampak gagah di belakang. Kukitari Danau Situ Gunung dengan sampan sewaan dengan membayar 7000 ribu rupiah. Yup, morning has broken, like the first morning...





Selesai mereguk cantiknya danau, destinasi selanjutnya adalah menuju Curug Sawer yang juga masih berada di kawasan Situ Gunung. Sekitar 30 menit tracking dengan medan yang lumayan naik turun. Lagu-lagu jadul di playlist Ipod ternyata sangat pas menemani kesendirianku, mencumbui pemandangan alam yang kurindui. Indah, dan aku suka...



Jam 11 siang, aku pamit pada Situ Gunung. Kembali ke Jakarta dengan bis ekonomi yang kucegat dari depan alun-alun Cisaat. Jalanan macet dan ban kempes kian melengkapi perjalanan siang itu. Mungkin aku akan kembali suatu hari nanti, menyongsong pagi kembali bersamamu...:-)

Mengutip quote dari seorang novelis Perancis, Honore de Balzac bahwa : Solitude is fine, but you need someone to tell that solitude is fine. Yeah, and now I want to tell everybody that solitude is fine, ha3x!