Monday, December 24, 2012

Senja di Pelabuhan Kecil

Sedang melo atau galau? Entahlah. Tak ada perkara atau peristiwa yang signifikan sebenarnya. Tapi mungkin aku sedang rapuh oleh beberapa spot masa lalu yang tiba-tiba ter-rewind dengan tak sengaja. 

Hah, jatah off dua minggu-ku nyaris berakhir dalam hitungan jam. Lautan kembali memanggil, pekerjaan telah menunggu. Besok Natal, tahun baru juga sebentar lagi menjelang. Yeah, di saat semua orang menikmati libur akhir tahun, kenapa aku malah pergi kerja? Atau anggap saja aku juga berlibur di tengah samudra, gratisan, bahkan dibayar. Bukankah senja di sana adalah yang paling indah sedunia? Ha3x.

"Ini kali tidak ada yang mencari cinta
di antara gudang, rumah tua, pada cerita
tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut
menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut

Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang
menyinggung muram, désir hari lari berenang
menuju bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak
dan kini tanah dan air tidur hilang ombak

Tiada lagi, aku sendiri. Berjalan
menyisir semenanjung, masih pengap harap
sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan
dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap"
(Senja di Pelabuhan Kecil, Chairil Anwar -1946)

Ah, kan kusambangi Semayang
Pelabuhan yang tak kecil di Balikpapan...
Hanya untuk dua minggu menikmati matahari terbenam...
dan membangun mimpi...jika ada, meski mungkin temaram.

(@my home sweet home - menjelang packing)