Monday, July 14, 2014

Ini Pilihan, Bukan Perang...

Saya masih di tengah laut, dan sedang ingin menulis...

9 Juli telah lewat. Sebagai warga negara saya sudah menggunakan hak dan kewajiban saya untuk memilih pemimpin bangsa. Tapi ternyata, drama belum selesai saudara-saudara! Drama ini terus berseri, mungkin akan melebihi sinetron Tukang Bubur Naik Haji. 

Saya nggak tahu lagi apa yang terjadi dengan negeri ini, pun dengan warga bangsanya. Saya kira setelah 9 Juli kehidupan menjadi nyaman dan semua kembali ke aktivitas kesehariannya. Yang menang senang, yang kalah legowo. Tapi jalan menuju pulang ternyata masih lama...

Semua sudah terlanjur terpecah belah, mulut sudah beradu fitnah, luka berdarah-darah. Siapa yang membuat ini semua? Siapa yang tertawa? Indonesia sedang sakit parah...

(@MTR2, somewhere...)

Monday, July 07, 2014

Tentang Saya & Pemilu 2014

Saya turun gunung dan memulai menulis lagi ;p



Apa yang begitu happening sekarang ini? Tentu saja Pilpres 9 Juli nanti. Dua dunia pun (baik nyata dan maya) begitu ramai memberitakannya. Menurut saya, inilah Pilpres terheboh dibanding 2 kali Pilpres langsung yang pernah saya ikuti sebelumnya. Entah fenomena apa. Tapi ini keren gila! Saya suka. Masalah politik menjadi tidak tabu lagi untuk dibicarakan dimana-mana, masyarakat begitu antusias dengan jagoannya dan tidak apatis lagi dengan masa depan bangsanya. Sebuah perubahan! 

Pemilu 1999 adalah pemilu pertama yang saya ikuti. Dulu hanya milih  partai, nggak ada pilpres langsung. Saya milih? Tentu saja. Saya harus milih beringin kuning karena terpaksa. Terpaksa milih itu karena orang tua saya PNS dan hal ini membuat saya terintimidasi. 

Pada pemilu 2004 saya golput, baik pileg dan pilpresnya demikian pula pada  Pemilu 2009. Nggak golput-golput amat sih, karena saya datang ke TPS, masuk ke bilik suara dan saya coblos semua, hehe! Intinya, kertas suara saya ikut terhitung sebagai suara yang tidak sah. Mengapa? Karena saya memang nggak punya pilihan! 

Bagaimana dengan Pemilu 2014? Saya golput pas pileg. Untuk pilpres? Awalnya saya berpikir untuk lanjut golput, tapi ternyata saya punya pilihan dan nggak susah untuk menentukan satu pilihan diantara 2 calon yang Insha Allah siap saya coblos mukanya. Saya tahu, pilihan saya bukanlah seorang superhero pembawa keajaiban pun bukan malaikat yang tanpa cela...

Sikap ini, pilihan ini, kemudian saya suarakan. Yup "ini lho pilihan saya". 

Saya ngerti, meskipun jika pilihan saya menang, saya memang nggak bakal jadi menteri. Pun jika jagoan saya kalah, nggak ngaruh juga. Tapi saya punya suara, yang meskipun hanya satu, saya ingin turut menentukan nasib bangsa. Kelihatan sok atau lebay? Oh tentu tidak, karena ini hak dan kewajiban saya sebagai warga negara yang sudah diatur dalam undang-undang pastinya. 

Maka kemudian banyak diskusi dan debat dengan teman-teman yang berbeda pilihan baik di dunia maya pun nyata, dan memang harus demikian adanya. Seru, kadang lucu, ngeselin, macem-macem. Inilah demokrasi. Saya menikmati ini, kebebasan memilih dan kebebasan berbicara yang semoga nggak akan pernah dibungkam lagi oleh rezim penguasa mendatang. 

Bagaimana dengan maraknya kampanye hitam - yang seakan berlindung di balik "kebebasan berbicara/berpendapat"? Ini PR besar bagi pemerintah, para politisi dan polisi. Lalu bagaimana dengan kita para pemilih  yang setiap hari dibombardir oleh banyaknya informasi baik hitam, putih atau bahkan abu-abu ini? Ini tantangan bagi kita sebagai pemilih. Kita harus menjadi pemilih yang cerdas. Nggak mudah, tapi nikmati saja prosesnya karena meski katanya "politik itu kotor",  semoga selalu ada ruang untuk hati nurani...

9 Juli tinggal 2 hari lagi. Selamat menggunakan hak pilih. Selamat menjadi pemilih yang cerdas dan bermartabat! Selamat bergembira! 

Formulir A5 sudah di tangan. Semoga sayapun bisa ikutan nyoblos wajah capres pilihan mengingat tanggal itu adalah hari pertama saya melaut lagi. Mari packing dulu... :-) #salam2jari

(@Balikpapan, di sebuah hotel kelas backpacker ;p)