Tuesday, December 16, 2014

Menyusur Flores (Bag. 8) - Taman Nasional Komodo

"I'm sailing away, set an open course for the virgin sea
I've got to be free, free to face the life that's ahead of me
On board, I'm the captain, so climb aboard
We'll search for tomorrow on every shore
And I'll try, I'll try to carry on...
I look to the sea, reflections in the waves spark my memory
Some happy, some sad..."
(Come Sail Away - STYX)

-------------------------------------------------------
21 November 2014

Kami menunggu bis jurusan Labuan Bajo di depan sebuah warung di tepi jalan raya dekat pertigaan Pela sore itu. Satu bis lewat, penuh, hanya bisa muat satu orang lagi katanya. Menunggu lagi. Pela masih gerimis rintik, sisa hujan deras barusan. Akhirnya datang juga satu bis yang bisa memuat kami bertiga. Maka meluncurlah kami ke Labuan Bajo ibukota Manggarai Barat. 

Perjalanan kami menyusur Flores tinggal dalam hitungan hari.

Akumulasi dari trekking Wae Rebo pulang pergi ditambah pegelnya naik ojek berjam-jam serta hujan-hujanan membuat kami terpekur lesu di bis . Pemandangan di sepanjang Pela - Labuan Bajo sebagian terlewat dalam kantuk pun tidur. Biarkanlah, raga ini mungkin perlu istirahat sebentar.

Menjelang Labuan Bajo, baru sadar kalau kami belum tahu bakal nginep dimana malam ini. Baca itinerary, ternyata baru kutandai dengan tanda tanya saja, hehe sorry pren! Buka segepok file wikitravel yang dibawa Ardyan, kami menemukan beberapa nama hotel. Beberapa penumpang di bis juga merekomendasikan sebuah hotel di dekat pelabuhan, Hotel Pelangi begitulah namanya. Baiklah, kita lihat saja nanti.

Sopir bis bertanya, kami mau turun di mana? Kami jawab saja, turunkan kami di dekat pelabuhan Labuan Bajo. Menurut referensi, di sana banyak hotel. Benar, kami diturunkan di dekat pelabuhan di depan kantor polisi Labuan Bajo sekitar jam 7 malam. Daripada bingung nyari penginapan, maka kami menuju kantor polisi itu untuk bertanya. 

Seorang polisi menawarkan bantuan untuk mengantarkan kami ke hotel yang terletak di belakang kantor polisi, ternyata itulah Hotel Pelangi yang tadi sempat disebutkan oleh beberapa penumpang bis ke Labuan Bajo. Beliau bilang akan membantu juga untuk mencarikan kapal yang bisa disewa keliling Taman Nasional Komodo dengan catatan Pak Polisi itu ingin ikut jalan-jalan bareng kami. Harga sekitar 2,5 juta untuk trip sehari. Kami dijanjikan bisa menginap di Desa Komodo dan sebagainya. 

Bapak itu beneran mengantarkan kami sampai hotel yang dimaksud. Sampai disana beliau menanyakan bagaimana tentang kapalnya. Bingung ngasih keputusan, maka kami bilang mau mandi dulu sebentar. Kami janji akan mendatangi Pak Polisi di kantornya untuk membahas lebih lanjut rencana jalan ke TN Komodo.  

Buka pintu kamar hotel, berharap dapat tempat istirahat yang enak. Tapi, ekspektasi kami terlalu tinggi. Harganya nggak sesuai dengan fasilitas. Sebuah kamar tua, seprai kotor yang tampaknya belum dibersihkan (mak, ane bisa gatel-gatel!), serta toilet yang susah dideskripsikan dengan kata-kata. Padahal brosur harga kamar di front office-nya kan tertulis : kamar standar, fasilitas fan & fun. See, ada kata fun-nya! Harusnya kami having fun dong ah, bukan cemberut gini. Hah! 

Kami sempat diskusi sebentar tentang tawaran Pak Polisi itu. Sebuah tawaran yang aneh, ngapain pula Pak Polisi itu mau ikut jalan-jalan keliling TN Komodo. Kita kan jadi nggak nyaman nantinya. Terus rencana esok bagaimana? Ah, kami bahkan nggak bisa mikir dengan jernih. Mungkin karena kami sudah terlalu lelah setelah menggelandang 9 hari di jalanan Flores...

Aku temukan Ardyan sedang klepas-klepus di depan hotel. Kubagi skenario yang sudah kususun di kepala untuk  menolak tawaran Pak Polisi tadi ke Ardyan. Intinya kami akan menolak tapi dengan cara yang sehalus mungkin dan tidak menyinggung perasaan si Bapak. 

Dan benar, tiba-tiba si Pak Polisi  ndatengin kami. "Saya tunggu di kantor kok nggak datang-datang, makanya saya ke sini" katanya.

Whaladalah, malah ke sini dianya. Yah, ambil kursi pula dari teras hotel dan dibawanya ke sini. 

"Bagaimana?" tanya Pak Polisi lagi.

"E, nganu, e...sepertinya kami nggak bisa jalan-jalan besok ke Komodo bareng Bapak. E...ada teman baru datang ke Labuan Bajo dan ngajak kami jalan. E...." jelasku dengan terbata-bata. A..e..a..e...! Aduh maaf, aku nggak biasa bohong, aku kan anak jujur, baik hati dan tidak sombong ;p

Dengan lancarnya Ardyan nambahin. "Begini Pak, Iya ada teman kami baru aja landing di Labuan Bajo. Barusan aja dia telpon. Dia ngajak kami untuk ikut jalan dengan mereka. Mereka rombongan. Cuma satu orang sih yang kami kenal, itupun lewat Facebook. Ini masih nunggu info lebih lanjut dari dia. Kami nggak tahu rencana dia dan rombongannya besok seperti apa. Jadi besok kami nggak bisa jalan sama Bapak. Nomor hp Bapak berapa, siapa tahu nanti kami perlu."

Busyet dah, lancar bener penjelasan Ardyan. Ekspresi mukanya itu lho, muka serius meyakinkan, datar dengan mimik tak berdosa. Pake acara minta nomor hp dan di-misscall pula. Sadis! 

"Ini nomornya ya? Adik siapa namanya?" tanya Pak Polisi

"Ardyan"

"Iya dik Ardyan. Sebenarnya besok saya nggak dinas, jadi ingin ikut jalan-jalan bersama kalian. Sudah lama saya nggak jalan-jalan ke Komodo. Kebetulan saya kan punya kenalan yang punya kapal dan kenal dengan banyak orang di Desa Komodo. Saya biasa bawa tamu"

"Iya, Pak. Tapi ya... itu tadi. Rokok, Pak?".

"Oh ya, terima kasih"

Ardyan...Ardyan! Level seorang Polisi saja bisa lancar kamu bohongin dan gombalin dengan suksesnya. Bagaimana dengan cewek-cewek lugu di luaran sana? Wkwk! Bisa meleleh geng!  

Dame datang ikut nimbrung sebentar, lalu aku dan dia balik ke kamar hotel. Ardyan masih melanjutkan obrolannya dengan Pak Polisi. Lanjutkan saja gombalanmu dan klepas-klepusmu dengan Bapak Polisi, obrolan sesama lelaki. 

"Susah Pak kalo jalan bareng sama cewek. Jadi maklumin aja kita sebagai cowok. Bapak pasti pahamlah karena kita sesama lelaki. Yang satu begini, yang satu lagi begitu. Susah!"  curhat gombal Ardyan ke Pak Polisi

Huhuhu, kejam kamu Kakak Ardyan! Kamu jadikan aku dan Dame sebagai alasan juga untuk menolak tawaran Pak Polisi itu?  Hiks! Tapi jika gombalan itu makin meyakinkan Pak Polisi untuk percaya padamu, ya sudahlah. Setidaknya kita bisa lepas dari tawaran bantuan geje dari Bapak Polisi ini.

Kenyataannya, esok masih nggak jelas. Mungkin kami akan jalan-jalan saja di seputaran Labuan Bajo atau mencari informasi di travel agent untuk keliling TN Komodo. Lelah sudah membuncah. Yang  penting besok nggak perlu bangun jam 3 pagi seperti yang telah kami lakukan dalam 3 hari berturut-turut ini....

Istirahat dulu teman, di Hotel Pelangi yang tak seindah pelangi di matamu. Wkwk, ketularan gombal juga jadinya! 

22 November 2014.

Pagi, Labuan Bajo! Masih malas bangun. Bukan karena kasur yang empuk, tapi karena semalam memang nggak bisa tidur. 

Ardyan sudah nyari infomasi ke beberapa travel agent di sekitar pelabuhan Labuan Bajo. Harganya? Jantung bisa lepas dengernya, 1 juta per orang untuk paket 1 hari saja! Alamak, sebegitu mahalnya kah untuk menikmati keindahan Indonesia timurku? 

Tiba-tiba Dame inget satu travel agent yang suka ngadain trip sailing komodo yang pernah dihubunginya beberapa waktu lalu. Dia telpon, nego harga dan deal. Tiga juta rupiah untuk tiga orang - paket keliling pulau di TN Komodo selama 2 hari 1 malam. Huhuhu, biaya termahal dalam perjalanan Flores ini! Elus ATM lagi. Tapi dielus saja juga nggak bakal keluar duitnya, hahaha!  Ya sudahlah, kalau nggak sekarang kapan lagi!. 

Segera packing dan check out dari hotel geje ini. Tak ada kata sampai jumpa untukmu, wkwkw! Tinggal nunggu pihak travel agent  menjemput kami.    

Urus-urus masalah keuangan di kantor travel agent sebentar. Langsung capcus ke pelabuhan. Rute pelayaran kita adalah ke Pulau Rinca, Pink Beach main air, Pulau Komodo Manta Point, Pulau Kanawa, Pulau Bidadari, apalagi ya? Tapi nggak bisa ke Pulau Padar, karena alasan jauh dan arus (harus ikut trip yang paket 3 hari baru bisa ke sana). Yo wislah, kita berlayar saja! Kemana saja kau bawa aku, wahai kapten kapalku!

Tujuan pertama kami adalah ke Pulau Rinca. Untuk sampai Pulau Rinca membutuhkan waktu  sekitar 4 jam berlayar, demikian kata kapten kapalnya. 


Peta Taman Nasional Komodo
Warung Bu Dame ;p

Betapa tersiksanya tidur di atas kasur (meski tipis seperti ini).
Saya bukan pecinta kasur, saya telah berkomitmen untuk mencintai papan!

Mari turun dari kapal kakak, kita so sampai di Pulau Rinca! Pulau Rinca termasuk salah satu pulau di TN Komodo dimana kita bisa menyaksikan komodo. Selain itu, di Pulau Rinca juga terdapat populasi babi hutan, kerbau dan beberapa spesies burung. Pulau ini memiliki luas sekitar 198 kilometer persegi. 

Kapten kapal mengantar kami sampai ticket office di Loh Buaya. Petugas tiketnya agak alay, gayanya nggak nguatin, maunya dipanggil Uncle Luis. Ayo Kakak Dame, gombalin aja! Wkwkw! 

Trekking di Pulau Rinca akan dimulai dari ticket office di Loh Buaya. Tersedia beberapa pilihan trek. Trek pendek hanya sekitar 30 menit. Trek sedang dengan jarak tempuh 1,5 jam serta trek panjang dengan waktu 2 jam. Tapi mau apapun treknya, kita nggak dijamin bisa lihat komodo! Yach...penonton kecewa! Rangernya juga bilang kalau panas-panas begini, komodonya pada ngumpet. Yach, komodo takut hitam juga kah? 

Gerbang TN Komodo di Pulau Rinca 


Lubang tempat komodo menyimpan telur-telurnya

Kami memang tak menemukan komodo selama trekking meski sudah bermandi keringat naik turun bukit . Tapi tak perlu kecewa, karena jika tujuan kita ke Rinca hanya ingin melihat komodo saja maka ada beberapa komodo yang suka standby di dekat dapur, tidak begitu jauh dari ticket office. 

Inilah Varanus komodoensis, alias Komodo!

Selesai sudah dengan Pulau Rinca. Mari berlayar lagi ke Pink Beach atau Pantai Merah. Lokasi Pantai Merah ini ada di Pulau Komodo. Pantainya memiliki warna pink karena terdiri dari campuran antara pasir putih dan pasir merah yang terbentuk dari potongan-potongan Foraminifera (organisme bersel tunggal yang hidupnya secara akuatik, mempunyai satu atau lebih kamar yang terpisah satu sama lain oleh sekat yang ditembusi oleh banyak lubang halus (foramen). Menurutku, warna pink-nya dapat terlihat jelas ketika ombak menyapu pantai dengan mendapatkan sinar matahari yang pas. Dame bilang, warna pink-juga sangat terlihat sangat jelas dari atas bukit yang kita daki. 

Bagi yang nggak suka main air, tenang saja karena kita nggak bakal mati gaya. Kita bisa trekking ke bukit di dekat pantai. Ah, bukankah pantai kelihatan lebih cantik dari atas sana? 

Kulari ke hutan, lalu belok ke pantai...?

Pink Beach

Aku akan menjelma awan-awan hati  mendaki bukit untuk menghujanimu... 

Aku duduk saja di sini, di antara ilalang panjang dan bunga rumput....

The lonesome tree on the lonely hill...

Pink Beach Underwater (Courtesy of Dame Sianipar)

Pink Beach Underwater (Courtesy of Dame Sianipar)

Hari telah sore. Saatnya kembali ke tempat peraduan di sebuah kapal. Kami akan bermalam di sana, di tepi dermaga Desa Komodo. 

Kami sempat mendarat sebentar di Desa Komodo. Seorang Bapak mengikuti kami dan meminta Ardyan untuk mengisi buku tamu di kantor desa. Setelah mengisi buku tamu, Bapak ini masih terus mengikuti kami saat jalan-jalan di sekitar rumah penduduk. Ternyata, memang ada tujuannya. Beliau minta sumbangan, untuk pembangunan desa katanya. Yah!  
Satu sudut di Desa Komodo

Menunggu pagi di kapal entah apa yang akan kami lakukan. Mari kita dengarkan saja acara komedi/guyonan lucu yang sedang di-setel kru kapal. Atau mari kita ngobrol saja dengan wisatawan bule di kapal yang tertambat di sebelah....

Aku, si anak pulau
Tutup matamu dan tidurlah. Biar kujaga malam...

23 November 2014

Selamat pagi, Desa Komodo! 

Pagi yang cerah dan senyum di bibir merah. *Gombal

Mari nyarap dan ngopi dulu, biar hidup agak entengan dikit 

Secangkir kopi (entah Kopi Flores, Tugu Buaya atau Kapal Api) dan roti jadi menu sarapan kami pagi ini, sumber energi untuk trekking di Pulau Komodo. 

Pulau Komodo merupakan pulau paling barat di propinsi NTT. Memiliki luas 390 kilometer persegi. Di Pulau Komodo, hewan komodo ini hidup dan masih berkembang biak dengan baik. 

Kami datang pagi-pagi sekali ke ticket office-nya. Berharap ketemu komodo yang masih menikmati sinar matahari pagi yang sehat karena banyak mengandung Vitamin D. Tapi apa daya, ternyata kantor baru buka jam 7 pagi. Yaelah, komodonya nanti sudah pada ngumpet  seperti di Pulau Rinca kemarin, Om!

Gerbang TN Komodo di Loh Liang - Pulau Komodo

Sebelum trekking,  Pre Job Safety Meeting dulu dengan Ranger :-)

Sama seperti di Pulau Rinca, trekking di Pulau Komodo ini juga menyediakan banyak trek dari yang pendek sampai kelas petualangan dengan menginap. Kami pilih trek sedang saja, mengingat sang Ranger bilang bahwa mereka nggak menjamin akan menemukan komodo selama trekking apapun jenis treknya. Yach, peserta kecewa lagi!.

Belum ada komodo yang kami lihat di sepanjang trek ini. Hanya sisa-sisa jejaknya saja yang kelihatan di tanah. Mungkin pagi-pagi tadi mereka berkeliaran di sini, kata kakak Ranger. Nah, kan kita sudah tiba di Pulau Komodo pagi-pagi sekali, tapi kantornya belum buka. Piye tho? 

Di tengah jalan, ada sesuatu yang bergerak. Itu komodo kecil! Hei, jangan lari-lari sayang! Haduh, namanya juga anak-anak!


Si Komodo Kecil

Ada yang masih ingin kupandang, yang selama ini senantiasa luput...

Hatiku selembar daun yang jatuh ke rumput...

Sama seperti di Pulau Rinca, jika kita tidak menemukan komodo saat trekking, maka sebagai pelipur lara ada beberapa ekor komodo yang selalu stand by di dekat mess, hehe!


Yach, dia tidur. Apakah kamu sudah lelah? 

Hari ini masih panjang. Cukup sudah kita mencari komodo. Ayo lanjut ke pulau lain lagi. Kami kembali ke kapal. Tujuan selanjutnya adalah ke Manta Point. Kabarnya banyak manta atau ikan pari di sana. 

Dame sudah siap dengan peralatan tempurnya. Kami berada di sekitar Manta Point ketika tiba-tiba seorang kru kapal berteriak dengan histerisnya : "Ibu...Manta Ibu...Manta Ibu...ayo loncat Ibu...loncat Ibu...!"  Kami kaget luar biasa, sungguh. Dan teriakan histeris itu tidak cuma sekali tapi berulang. Hahaha, Dame memang suka main air, tapi kan sebenarnya dia juga nggak bisa berenang seperti aku dan Ardyan! Aduh Bapak, jangan suruh langsung loncat-loncat gitu dong!. Peralatan tempurnya biar dipake dulu, ditemani juga loncatnya biar ada yang men-guide, ini dalem tauk ;p

Sekitar Manta Point
Itu Manta Ibu...Manta Ibu! (Courtesy of Dame Sianipar)

Kami selesai dengan soal per-Manta-an. Dame-pun begitu senang telah melihat Sang Manta :-)

Yuk ah, capcus ke pulau seberang lagi, Pulau Kanawa. Dari jauh, terlihat bungalow-bungalow yang berjajar rapi di tepian pantainya. Sementara sebuah bukit gersang tampak menjadi latarnya. Pulau ini menyendiri. Tentu saja kami tidak menginap di pulau itu. Kami sudah keburu merinding kalau melihat bungalow cantik di pulau terpencil seperti ini, merinding dengan harga sewanya pastinya, hehe! 

Kita cukup jadi visitor saja kalau begitu. Trekking ke bukit. Selesai trekking, maka Dame akan snorkling, aku molor sementara Ardyan akan sibuk di dunia media sosialnya ;p

Dermaga Pulau Kanawa
Resort Pulau Kanawa
Aku berjalan mengikuti bayang-bayangku sendiri yang memanjang di depan...

...dan karena hidup ini indah!

Pulau Kanawa Underwater (Courtesy of Dame Sianipar)

Pulau Kanawa Underwater (Courtesy of Dame Sianipar)

Masih belum begitu sore, setidaknya dunia masih terang. Kapal-kapal masih berlalu lalang. Inilah destinasi terakhir kami di Taman Nasional Komodo yaitu Pulau Bidadari, sejalur dengan arah pulang ke Labuan Bajo.

Yach, pulaunya datar , sama sekali nggak ada bukit, nggak ada yang bisa didaki. Aku dan Ardyan mati gaya dan lebih memilih tidur di kapal sementara Dame kembali sibuk dengan dunia bawah airnya. Ya, tak ada yang bisa kuceritakan tentang pulau ini. 

Akhirnya, kami selesai dengan Taman Nasional Komodo yang juga merupakan tujuan akhir dari perjalanan overland Flores ini.  Tiba-tiba ada sesuatu yang berdesir, entahlah, mungkin perasaan enggan mengakhiri sebuah petualangan...

Tiba kembali di Labuan Bajo, kami check in di sebuah hostel yang terletak di dekat travel agent trip komodo ini. Kebanyakan bule yang menginap di sini, mungkin hanya kami bertiga yang pribumi. Harganya juga murah meriah dengan fasilitas yang lumayan.

The Cool Corner - Backpacker Hostel


Dan esok, kami akan pulang. Kembali ke kenyataan, karena kemarin hanya perlintasan saja...


--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Budget :
a. Bis Pela - Labuan Bajo = Rp. 50.000/orang
b. Hotel Pelangi Labuan Bajo = Rp. 200.000/kamar
c. Trip Keliling TN Komodo = Rp. 3.000.000/kapal (Paket 2 hari 1 malam,  termasuk makan, biaya masuk TN Komodo, Ranger, Snorkling & Kamera) 
d. Hostel Cool Corner Backpacker Labuan Bajo = Rp. 50.000/bunk

No comments:

Post a Comment