Wednesday, December 10, 2014

Menyusur Flores (Bag.1) - Sebuah Prolog

"...And when you want something, 
all the universe conspires in helping you to achieve it "
(Paulo Coelho)

------------------------------------------------------------------


Aku sedang santai leyeh-leyeh nggak produktif di depan TV saat kubaca sebuah pesan pendek dari Dame, seorang teman yang kukenal waktu nge-trip ke Lembata NTT  bulan September lalu. Dame juga saudara kembarku, hahaha! Nggak tahu kenapa banyak teman ngetrip di Lembata bilang bahwa kami berdua sangat mirip. Ya betul, kami saudara kembar, tapi terpisah setelah dilahirkan. Dia dibesarkan nenek di Batak, sedangkan aku dibesarkan kakek di Jawa. Hahaha, sudahlah, back to business!

“Trip Sailing Komodo, tanggal sekian, buka aja webnya di sini”

Komodo, Flores? Ah, kenapa hanya Komodo saja? Kenapa nggak sekalian overland Flores? Sebuah perjalanan yang terus terang sudah lama banget ingin aku eksekusi.

“Gmn kalau kita overland Flores saja, Me? Nggembel ke Komodo, Kelimutu dan Waerebo?” balasku. 

Ajakan yang kemudian bersambut dengan kata sepakat untuk ngetrip secara independent ke Flores pada bulan November nanti bersamaan dengan jadwal off kami yang hampir sama. Maka dimulailah hari-hari penuh googlingan tentang Flores sebagai persiapan membuat Itinerary. 

Sebelas hari kami rencanakan backpackeran di Flores. Dimulai dari timur ke barat, dari Larantuka dan akan berakhir di Taman Nasional Komodo. Banyak tempat yang akan kami singgahi, dan itu berarti kami harus move on setiap hari dari satu kota ke kota selanjutnya. Mungkin akan melelahkan, tapi urusan gempor adalah urusan belakang. 

Peta Flores. Sumber : florestourism.com

Dan entah angin muson apa yang bergerak, akhirnya racun Flores-pun menyebar ganas ke Ardyan, seorang teman kerja di offshore. Bahkan saking semangatnya, kelak peserta terakhir ini malah tiba sehari lebih dulu di Maumere tempat meeting point kami nanti gara-gara salah tanggal tiket. Hahaha!

Sebulan kemudian....

14 November 2014

Aku bertemu dengan Dame di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta Jakarta. Jam 02.30 nanti, pesawat Batik Air akan menerbangkan kami ke Kupang. Entah mengapa aku baru sadar,  kalau sebenarnya sebulan yang lalu kami baru saja pulang ngetrip dari NTT. Dan sekarang, dalam jangka waktu sebulan, kami akan pergi lagi ke NTT?  NTT punya magnet apa hingga menjadikan kami bolak-balik seperti ini. Tapi, toh Dame yang sudah sadar sedari dulu juga cuek saja, hahaha. 

Tentang Ardyan, dia sudah sampai di Maumere kemarin sore. Selamat mendaki Gunung Egon-mu pagi ini, kawan. Kami jalan-jalan dulu di Kupang, sembari transit menunggu pesawat ke Maumere. 

Jam 13.30 WIT, pesawat Nam Air mendarat di Bandara Frans Seda Maumere. Inilah kami, menjejak di Bumi Flores untuk pertama kali.   

Keluar dari pintu kedatangan, kami disambut oleh ragam pertanyaan dan rayuan dari para calo ataupun driver taksi dan penyewaan mobil. Lelah sudah kami menjelaskannya, bahwa kami menunggu teman dan sudah pesan transportasi untuk pergi ke Larantuka. Titik. Tetapi mereka tak jua menyerah. Baiklah, mari dengarkan dan tersenyum saja. 

Akhirnya Ardyan datang juga dengan bis hijau bernama Larantuka Indah. Ya, bis ini akan membawa kami ke Larantuka. Dari sanalah, sebuah petualangan menyusur Flores akan dimulai.

Kirain bis tersebut akan langsung meluncur ke Larantuka. Ternyata tidak saudara-saudara! Bis itu masih muter-muter nyari penumpang di sekitar kota Maumere, bahkan bolak-balik hingga empat kali ke sebuah pangkalan di depan toko kelontong "Antara Cell". Ampun, satu kali muter lagi dapat payung ini! 


Ini back-up kondektur ;p

Nah, ini baru penumpangnya ;p

Just for you...Orakery!

Setelah melewati kejengahan, bis itupun terisi penuh. Maka tepat jam 16.00 WIT berangkatlah kami menuju Larantuka. Yey, akhirnya!

Aku dan Dame duduk di depan disamping pak kusir, eh salah driver yang rajin bekerja. Ditemani musik beragam genre dan bahasa dari sound system dengan suara hingar bingar menjadikan perjalanan selama 3 jam itu nyaris tak membuat mata ngantuk sekalipun. Tidak, ini bukan kebisingan, karena kebisingan pada dasarnya terjadi jika kami tak menginginkan suara ini. Ngeles! 

Jalan berkelak--kelok dari Maumere menuju Larantuka. Pemandangan baru di kanan kiri. Lengang, sepi, indah. Kombinasi luar biasa bukan? Sayang separuh perjalanan kami lewati saat matahari telah tenggelam. 

Sekitar jam 19.00 WIT sampailah kami di Larantuka, ibukota Kabupaten Flores Timur. Kami minta diturunkan di hotel Rullies. Rekomendasi Lonely Planet nih katanya. Hotel ini terletak di tepi jalan raya, dekat dari taman kota dan pelabuhan, tak jauh dari pasar pun Taman Doa Mater Dolorosa. 

Ngomong-ngomong soal Taman Doa, sebagai salah satu landmark-nya kota ini, berhubung sang pengelola hotel bilang bahwa lokasinya hanya sepelemparan batu dari hotel ini maka setelah check in dan mandi langsung kami sambangi dengan jalan kaki.  Dan...agak kecewa awalnya, lha kok cuma seperti ini, kok di foto yang kita lihat bagus sekali? Ternyata suasana malam cukup mengacaukan pemandangan dan pandangan mata kami. Setelah dicek ulang dengan gambar yang kami googling…maka sebenarnya tepat di sisi sebelah kanan kami ada gunung bernama Ile Mandiri,  gunung yang berdiri gagah di tengah kota Larantuka. Sementara di sisi kiri kami adalah lautan dengan view pulau-pulau kecil di seberang sana. Wow!

Baiklah, kami istirahat dulu. Selamat malam, para pejalan. Esok pasti indah di Larantuka…


4 comments:

  1. Perjalanan yang seru!
    Entah kenapa, bagi saya Overland itu selalu lebih berkesan.
    Salam kenal :)

    ReplyDelete
  2. @Rizal Agustin : Setuju, overland mmg berkesan. Lebih seru jg klw nggembel sendiri alias gak pake EO.
    Salam kenal juga :-)

    ReplyDelete
  3. Anonymous1:03 PM

    Hi...Setelah googling sekian lama..baru dapat info ke Larantuka bukan di masa Paskah. Hotel Rullies bagaimana? Bisa info reviewnya? Kalau tempat wisata yang harus dikunjungi di Larantuka bisa diinformasikan? Thanks.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hai!
      Hotel Rullies sebuah hotel tua. Jadi ya gitu deh, gak bs berharap banyak, hehe! Klw pengen hotel yg bersih dan nyaman, sptnya di samping2 Rullies/ sepanjang jalan itu msh byk hotel.
      Tak byk tempat wisata yg bs kami datangi di Larantuka. Hanya pantai2 saja dan landmark kota. Tp klw stay agak lama di Larantuka, mgkn byk sbnrnya yg bs dikunjungi, saya sempat baca brosur wisata di hotel, tp saya lupa simpan di mana.

      Delete