Sunday, July 12, 2015

Siapa Suruh Datang Kerinci (Bag.2) - Secangkir Teh Kayu Aro

"Konon bumi ini adalah milik mereka yang mau berhenti sejenak untuk melihat-lihat lalu meneruskan perjalanan..."
(Anonim)

2 Juni 2015

Selamat pagi, Kersik Tuo! Pagi yang cerah di kaki Gunung Kerinci.

Tidurku nyenyak sekali, seakan membalas malamku kemarin saat nenda di gunung sana. Tapi bangun-bangun, kaki ini sakit semua, menjalar sampai paha, bahkan untuk berjalan saja sakitnya luar biasa.


Selamat pagi, Kerinci

Hari ini kami nggak tahu mau ngapain. Dengan kondisi kaki yang parah begini, nggak mungkin kami langsung mendaki lagi ke Danau Gunung Tujuh. Baiklah, mari menjemur sepatu dan beberapa peralatan camping yang basah di halaman penginapan. Tapi hasil ngobrol-ngobrol dengan Stefan seorang bule half Asian yang kebetulan menginap di homestay ini (yang sengaja nggak ikut teman-temannya ke Danau Gunung Tujuh karena kakinya masih sakit sehabis nanjak Kerinci), kami dapat ide untuk jalan-jalan ke pabrik teh kayu aro dan Sungai Penuh ibukota Kabupaten Kerinci. Dengan menyewa mobil milik Pak Subandi (pemilik homestay) lengkap dengan supirnya, maka pergilah aku, Mas Heru, Mas Rahmat dan Mas Abi ditambah si Stefan tadi.

Aow...bahkan untuk naik ke mobil saja, kaki ini bener-bener sakit sekali!

Menuju Pabrik Teh Kayu Aro, kami disuguhi hamparan kebun teh ribuan hektar di sepanjang jalan dan udara yang segar sekali. Perkebunan teh Kayu Aro ini katanya adalah perkebunan teh terluas di dunia. Selain kebun teh, kami juga disuguhi pemandangan baliho dan spanduk pemilihan Gubernur Jambi. Wajah-wajah calon gubernur itu tampak tersenyum optimis lengkap dengan jargon-jargon yang berisi penyemangat pembangunan. Eh, ternyata ada artis  sebut saja inisialnya ZZ (artis atau mantan artis yak?) yang ikutan nyalon. Aih, wajah charmingnya...bagaimana aku bisa mengabaikannya? Wkwkw!

Oke cukup tentang ZZ, mari kita kembali ke masalah pabrik. Pak Supir membawa kami ke pintu samping pabrik, jika lewat depan lebih ribet prosedurnya katanya. Seorang gadis muda menyambut kami dengan tiket yang harus dibeli dan mengenalkan kami pada seorang mandor pabrik yang akan menjadi guide untuk melihat-lihat proses produksi pembuatan teh. 

Pabrik Teh Kayu Aro didirikan pemerintahan kolonial Belanda sejak tahun 1925 dan masih beroperasi hingga saat ini. Teh hitam kualitas nomor 1 dihasilkan di pabrik ini untuk diekspor ke Eropa, beberapa negara Asia dan Timur Tengah. Bahkan kabarnya, ratu-ratu Belanda dan Inggris sana doyan banget sama teh made in Kayu Aro ini. Tapi teh Kayu Aro iyang dijual di pasaran Indonesia ya tentu saja yang kelas-kelas di bawahnya :-(

Ya sudah, mari kita berkeliling dan melihat aktivitas pabrik ini.


Daun teh segar melalui proses pelayuan di dalam bak-bak yang di bawahnya dialiri udara panas
Setelah layu, daun-daun itu dibawa dengan lori gantung ke tempat penggilingan

Proses Penggilingan
Proses Fermentasi & Pemilahan
Proses Pengemasan
Penghargaan yang sudah diraih oleh Pabrik ini (Nihil Kecelakaan Kerja, Proper, dll)
Satu sudut pabrik
Kebun bunga di belakang pabrik :-)

Sebelum pulang, iseng kami menanyakan apakah bisa mencicipi teh Kayu Aro kelas 1 yang diekspor ke luar negeri. Ternyata Pak Mandornya bilang bisa, tinggal ganti ongkos gula saja katanya. Wuih, mari kita nikmati jamuan teh ala Raja dan Ratu Belanda ini. Hmm, menurutku rasa tehnya sih biasa, tapi segar banget. 



Dari Pabrik Teh Kayu Aro, kami lanjut ke Sungai Penuh. Nggak tahu mau lihat apaan, yang jelas jalan saja daripada bengong di penginapan, hehe. Lagi-lagi, wajah charming Bapak ZZ memenuhi pinggiran jalan dan menyapa para pejalan dengan senyumnya. 

Oh ya, kami sempat berhenti di sebuah rumah makan dendeng batokok untuk makan siang. Baru pertama kalinya aku makan menu itu. Dan rasanya, alamak...maknyus top markotop sip markusip!

Setelah dua jam perjalanan, kami sampai di Kota Sungai Penuh ibukota Kabupaten Kerinci. Tak ada sungai yang penuh di Sungai Penuh. Praktis Pak Supir hanya membawa kami putar-putar kota saja karena kami memang nggak punya tujuan jelas. Tapi sebagai bukti bahwa kami sudah sampai di Sungai Penuh Ibukota Kabupaten Kerinci, maka kami berfoto di lapangan luas (alun-alun?) yang pastinya merupakan ikon kota ini :-)


Cari-cari tulisan yang ada unsur kata "Kota Sungai Penuh"
Satu sudut kota Sungai Penuh

Nemu ginian di jalan :-)

Kami sampai kembali ke Kayu Aro pada sore hari. Mas Abi dan Mas Rahmat packing untuk bersiap meninggalkan Kayu Aro dan kembali ke Jakarta via Padang malam nanti. Rayuanku tentang indahnya Danau Gunung Tujuh dan Bengkulu yang akan aku sambangi esok dan lusa ternyata tak mempan bagi mereka, wkwk! Baiklah. Sementara Mas Abi dan Mas Rahmat berkemas, aku dan Mas Heru juga ikutan beres-beres untuk pindahan penginapan karena homestay Pak Subandi sudah penuh dibooking malam ini. Ya sudah,  Mas Abi dan Mas Rahmat...hati-hati di jalan dan sampai ketemu lagi. Kapan-kapan Gank Purpala harus reuni lagi, entah ngesot dan mbrangkang di gunung mana, wkwk! Salam untuk Abang Rafael ya karena siapa tahu dapat driver travel dia lagi ;p

Hujan deras tak kunjung berhenti di Kayu Aro...

Aow....kaki ini masih sakit sekali. Alamat bakal ngesot dan mbrangkang session 2 ke Danau Gunung Tujuh esok hari. Tapi lihat besok deh. Kalau besok pagi hujan, ya mending tidur selimutan saja di kasur, haha!

Cerita selanjutnya di Siapa Suruh Datang Kerinci (Bag. 3) - Merengkuh Danau Gunung Tujuh

----------------------------------------------------------------------------------------------------------

Budget :
1. Homestay Pak Subandi = Rp. 60.000/orang
2. Sewa mobil untuk ke Pabrik Teh & Sungai Penuh = Rp. 500.000
3. Tiket masuk pabrik teh = Rp. 10.000/orang
4. Tips untuk guide (keliling pabrik) & minum teh = Rp. 50.000

No comments:

Post a Comment