Monday, February 15, 2016

Ngelamang di Sumbawa (Bag. 5): Satu Lagi, Aik Banyu!

"When you're on a holiday, You can't find the words to say
All the things that come to you, And I wanna feel it too
Oh an island in the sun, We'll be playing and having fun
And it makes me feel so fine, I can't control my brain
We'll run away together
We'll spend time forever
We'll never feel bad anymore..."
(Weezer - Island In The Sun)

-----------------------------------------------------------------------------------

10 Januari 2016

Terlalu pagi untuk menyelesaikan perjalanan ini, maka ada satu destinasi lagi. Kami akan menuju Air Terjun Aik Banyu yang terletak di Desa Lamuntet Kecamatan Brang Rea Sumbawa Barat. Kata mbah google maps, jaraknya kurang lebih 49 km jika dimulai dari Pelabuhan Poto Tano ini. Formasi belum berubah, masih ada kami berenam yaitu aku, Yuli, Wiwin, Irwan, Komeng dan Mauliddin. Ayo kita motor-motoran lagi!

Dari Taliwang, kami mengambil arah ke timur, mendaki gunung, lewati lembah. Pokoknya jauhlah! Si Komeng yang tahu tempatnya, kami cuma followernya, dan percaya saja bahwa perjalanan ini nggak akan mengecewakan. Awas ya, jika nanti air terjunnya nggak seindah foto-fotomu itu, haha!


Awas ada geng motor lewat ;p

Minggir-minggir, geng motor lewat lagi!

Kami sampai juga di Kecamatan Brang Rea. Melewati jalanan desa yang sebagian sudah bagus, sebagian lagi belum. Bahkan beberapa kali motor ini harus menyeberangi beberapa aliran sungai kecil. Tapi akhirnya kami menyerah ketika harus menyeberangi sebuah sungai yang cukup besar sebelum sampai ke air terjun yang kami tuju. Arusnya cukup deras untuk dilewati motor dan kedalaman airnya nyaris mencapai lututku. Akhirnya kami memutuskan untuk memarkir motor di dataran yang cukup lapang di pinggiran sungai saja, lalu jalan kaki menuju air terjun itu.

"Air terjunnya sudah dekat, nggak sampai lima menit sudah sampai kok" kata Komeng sambil menyeberang sungai. 

Serius cuma lima menit? Kok suara gemuruhnya belum kedengeran? Aduh, mana setelah nyebrang sungai ternyata jalannya agak menanjak dan cukup licin.. Lima menit dari hongkong? Wkwk! Tapi bukankah keindahan memang kerap tersembunyi dan selalu layak diperjuangkan di setiap jengkal menuju arahnya? Aih!

Maka di antara rimbunan pohon tinggi, air terjun itu mulai kelihatan. Air terjun Aik Banyu ini bukan tipikal air terjun tinggi yang membuat kita ternganga dan kepala mendongak saking dahsyatnya. Tapi dalam kesederhananaan tampilan minimalisnya serta desau airnya, ia bisa menjadi suara alam yang cukup merdu. 

Tak ada retribusi apapun untuk masuk ke kawasan air terjun ini. Terdapat beberapa baruga atau gazebo untuk tempat istirahat atau sekedar leyeh-leyeh. Kulihat beberapa motor pengunjung lain terparkir di sini (khusus untuk mereka yang punya nyali membawa motor menerjang derasnya air sungai di belakang tadi). Eh iya, habis camping dari Kenawa masih bau iler semua kan, ayo mandi sana!



Sudah basah semua, saatnya pulang! Membungkus Aik Banyu dalam petualangan terakhir kita berenam hari ini. Kami berpisah di sebuah pertigaan jalan. Komeng dan Mauliddin pulang ke arah Seteluk. Sedangkan aku, Yuli, Wiwin dan Irwan pulang kembali ke Benete. Terima kasih semuanya, telah menjadi teman perjalanan yang seru. Aku teringat sebuah sebuah quote keren bahwa life was meant for good friends and great adventures! Dan bersama kalian, Sumbawa Barat benar-benar menjadi istimewa!

Indonesia itu indah, jangan cuma di rumah, My trip....maemunah! Haha, jadi ingat para host sebuah acara jalan-jalan yang mengucapkan kalimat sakti itu berkali-kali dalam setiap scene-nya. Lalu apakah trip Sumbawa ini sudah berakhir? Tentu saja belum, kakak! Masih ada hari, masih banyak cerita!

Cerita selanjutnya di Ngelamang di Sumbawa (Bag. 6): Mengenang Maluk

No comments:

Post a Comment