Aku ingin memulai tulisan
Dari kombinasi pikiran dan tangan
Tentang apa yang terkenang di Gupak Menjangan
Hey …
Tahukan kalian ada rindu yang ditahan
Pandangan tentang sebuah ketidakpastian
Menunggu kemunculan di balik ilalang dan rerumputan
Menanti pasti makna kebersamaan
Lalu..
Yang ditunggupun datang
Namun tapak tapak kaki itu hanya berlalu
Tak ada teguran dan sapa
Yang ada hanyalah pandangan mata
Lalu,
Mengapa harus berlindung?
Dibalik kata privasi dan ciptaan kenangan
Yang ujungnya memantik emosi dan benih ketegangan
Batu itu … menjadi saksi mata
Mendengar pikuk dari pikiran yang bersengketa
Semua gemuruh suara hanyalah dari mereka berdua
Beradu kebenaran tentang konsep yang diyakininya
Memecahkan suasana sabana yang seluas desa
Akupun mulai menundukkan kepala
Aku merasakan sebuah aura
Cantigi cantigi disana menganga
Tak percaya pada apa yang baru saja dilihatnya
_CANTIGI_
Nama yang kusematkan padamu
Yang kamupun tidak menyadarinya
Aku memohon maaf ..
Tulus aku memohon maaf ..
Aku berharap
Suatu saat nanti, barisan pohon cantigi yang tumbuh itu akan menyebar
Berkembang biak dengan sabar
Hingga pada akhirnya nanti
Aku juga ber angan angan
Sabana tempat bersemayam batu gupak menjangan itu
Diakui para pendaki dengan nama Padang Cantigi
(21 September 2022)
No comments:
Post a Comment