Monday, October 15, 2007

Pulang Kampung Yuuk....!!!

Flash back...

Cerita mudik 2007. Mudik di H-1...nyaman banget. Gimana enggak, aku naik kereta api eksekutif (mumpung bisa di-charge perusahaan! hehe), ndak desek-desekan, ndak kringetan karena full AC, ndak kelaperan karena dapet makan, dapet hiburan karena bisa nonton TV, kaki bisa selonjor, tempat duduk bisa disetel, mau nyari toilet juga gampang dan lumayan bersih. Kereta berangkat dari Gambir tepat waktu dan sampai di stasiun Pekalongan pun tepat waktu. Yup, terlalu nyaman! Jadi kurang seru rasanya, halah! Nuansa khas mudik jadi kurang gregetnya.


Tahun kemarin dan kemarinnya lagi...lumayan juga, naik KA, meski nggak senyaman tahun ini. Seminggu sebelum lebaran, aku sudah nyampe di kampung. Asyik juga karena moment bikin kue lebaran bareng ibuku tak terlewatkan.


Tahun 2004....
Naik bis dari Terminal Kampung Rambutan. H-2 kantor baru libur, belum bisa ambil cuti duluan karena status-ku masih karyawan baru di tempat kerjaku waktu itu. Abis buka puasa, dengan semangat 45 aku berangkat ke terminal, mengais kursi2 bis yang semoga masih tersisa. Suasana terminal sudah penuh dengan lautan pemudik. Waktu berlalu. Tiap kali bis jurusan Pekalongan masuk terminal, maka puluhan orang dengan sigapnya berjejal mengejar dan memenuhi pintu masuk bis. Berkali-kali aku gagal, lagi-lagi kalah gesit dibanding yang lain. Jam 12 malam, barulah dapat bis, itupun dengan perjuangan yang nggak mudah. Bis Dewi Sri yang kutumpangi waktu itu. Untung masih dapat kursi, (karena badanku kecil dan cuma bawa tas ransel punggung kecil, kali ini aku rada dengan mudah menyelinap diantara calon penumpang), sementara banyak pemudik lain yang rela berdiri berjam-jam di dalam bis demi bisa pulang kampung. Bis tsb sebenarnya ber-AC, cuman karena penumpang yang berjubel dan memenuhi hampir semua space yang ada, maka terasa panas banget. Macet menjadi lahapan utamaku sepanjang jalan Jakarta-Pekalongan. 8 jam sebenarnya waktu normal yang biasa dihabiskan. Tapi gara2 macet yang nggak ketulungan di sepanjang pantura, maka perjalanan Jakarta-Pekalongan hampir memakan waktu 2 kali lipat dibanding biasanya. Ya Allah, ampunilah hamba-Mu jika hamba lalai mengingat-Mu selama perjalanan. Paling tidak hamba tetap menjalankan puasa agar mendapatkan ridho-Mu.

Capek dan penat tubuh ini, kepanasan di dalam bis, pegel, ah...! Tapi seru, perjuangan menuju kampung halaman yang seperti inilah yang unforgetable banget. Lelahnya terbayar dengan kebersamaan dengan keluarga. Emak...anakmu pulang kampung! Tahu nggak, kok aku jadi pengen mudik pake sepeda motor ya...??? Pengen ngerasain atmosfernya...

Mudik tahun 2003, 2002, dan 2001....
Sama serunya dengan tahun 2004. Aku naik bis dari Terminal Pulo Gadung...tapi tetap dengan perjuangan yang hampir sama, khas mudik gitu loh!

Jakarta...kota impianku sejak dulu. Kesampaian juga sih akhirnya bekerja di sana. Ngerasain mudik adalah cita-citaku. Halah, kok bisa ya? Sedari kecil....gara2 liat liputan TV soal mudik, pengen aja ngerasainnya. Hehe...


Lebaran sudah hari ketiga...
Kumpul bareng keluarga... :=)




No comments:

Post a Comment