"Sang Pemimpi", dua jempol buat novel yang satu ini. Nggak tahu deh harus cerita gimana, saking indahnya, lucunya, mengharukannya, tapi tetap apa adanya...
Kisah tentang Arai dan Ikal, dua anak kampung yang bermimpi menginjakkan kaki di Perancis! Hebatnya...mereka nggak cuma bermimpi, tapi benar-benar berjuang menggapai mimpi mereka, lengkap dengan segala tawa, bahkan airmata. Who said the dream never comes true!
Cerita dalam novel ini mengingatkanku pada seorang sahabat jaman kuliah dulu. Budi Aji namanya, seorang mahasiswa cerdas, pintar dan aktivis berbagai kegiatan kampus. Nggak nyangka banget kalau di balik semua itu dia punya "kehidupan" yang sungguh di luar dugaanku. Aku baru tahu setelah aku diajaknya untuk ikut dalam LKIP (Lomba Karya Inovatif Produktif) bidang kesehatan tingkat universitas. Kami berempat dalam 1 tim, dia ketuanya, sementara aku dan dua orang lagi yaitu Ronin dan Toro adalah seksi penggembira! Hehe! Ternyata proposal LKIP kami lolos, hingga mewakili universitas dalam PIMNAS (Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional) tahun 2000. Tim kami mendapatkan dana untuk mewujudkan penelitian dalam proposal tersebut untuk dilombakan di tingkat nasional. Sebuah penelitian yang mengambil lokasi di kampungnya si Budi. Dan di situlah semua berawal....
Kami nginap di rumahnya. Rumahku di kampung juga jelek, tapi yang ini...Gosh hard to say. It was year 2000, dia tinggal di pusat kecamatan dan di rumahnya belum terpasang listrik. Tiap malam dia mesti nyalain lampu petromax-nya. Masih berlantai tanah, berdinding papan, dan kondisi yang...Gosh. I can't describe it. Bapaknya menderita stroke sehingga tidak bisa bekerja lagi, sementara Ibu-nya adalah penjual kue jajanan kecil di pasar. Bapak dan Ibunya dengan polosnya bercerita pada kami bahwa anaknya bisa sekolah SMA gara-gara beasiswa. Setelah lulus, dia nggak cerita kalau ikut UMPTN. Ketika pengumuman hasil UMPTN dan dia ketrima, barulah dia cerita ke mereka bahwa dia ingin kuliah dan satu kursi di FKM Undip telah dia dapatkan. Hidup adalah perjuangan...dan aku yakin dia telah berjuang dengan segenap tenaga dan doa untuk mencapai cita-citanya, pun segala support dan doa dari kedua orang tuanya. Dia sudah jadi dosen sekarang, S2 di luar negeri telah ia selesaikan tahun kemarin, keluarga bahagia juga telah ia bangun. Mungkin...S3 sedang di-incarnya. Salut buatmu, teman!
Oh ya, btw akhirnya kita menang di LKIP bidang kesehatan PIMNAS XIII tahun 2000 di UI Depok. Nggak malu-maluin ya, dan surprise anak-anak kampung seperti kami bisa ngalahin Jakarta! Asli, lucu kalau banget kalau ingat jalan panjang kita demi lomba itu. Tapi, ini kerja keras Budi Aji dengan seluruh ide dan pemikiran2 cemerlangnya, aku cuma tukang presentasi, Ronin seksi sibuk dan Toro adalah seksi "baiklah" (kata-kata sakti andalannya!
Hehe!).
Buat Budi Aji, Ronin dan Toro, If you read this blog...I want you to know that I really miss you all guys! We were a great team! Kapan kita bisa reuni...?
Terinspirasi oleh dua bait dalam lagu lama yang dinyanyikan oleh Saras Dewi...
"Teman-teman yang terhanyut dalam arus waktu
Mekar mendewasakan
Masih kusimpan suara tawa kita
Kembalilah sahabat-sahabat lawasku
Semarakkan keheningan lubuk
Hingga masih bisa kurangkul kalian
Sosok-sosok yang pernah mengaliri cawan hidupku
Bilakah kita menangis bersama
Tegar melawan tempaan
Semangatmu itu...."
No comments:
Post a Comment