Aku penggemar buku fiksi. Ada satu efek yang kerap kudapat tiap selesai membacanya. Efek dahsyat buat otakku, vitamin imajinasiku, meski ada beberapa yang menjadi sumber perusak akal sehatku. Tapi aku menikmatinya. Dan sh*t! Sumpah aku sedang tidak mengharapkan efek apapun terjadi, buku itu sebenarnya ingin kusimpan dan nggak akan kubaca sampai aku ke laut lusa nanti, menjadi temanku menikmati kemahaluasan samudra kalimantan sana. Tapi ia begitu menggoda...bagaimana tidka menggoda jika ia ditulis oleh salah satu pengarang favoritku?
Novelnya mirip teenlit atau chicklit (whatever apaan itu sebutannya!). Tumben. Tapi aku tahu...pengarang favoritku tetaplah juara meski harus bermain-main dengan cerita yang ringan dan sama sekali jauh dari "kesan berat" yang selama ini diusungnya. Sebenarnya ceritanya sangat biasa...tapi efeknya begitu sialan! Mau tahu akibatnya buat diriku saat ini setelah aku katam membacanya semalam?
"bahwa aku ingin berhenti berlari, menangis, melepaskan, tapi tetap mengharapkan keajaiban. Tak perlu malu untuk menjadi lemah sejenak, dan aku tak butuh berpura-pura menjadi kuat..."
..............................
No comments:
Post a Comment