Matamu nanar menatap rel kereta, menandakan jiwamu tak sabar untuk segera berkelana. Tapi kereta tak juga datang, terlambat dua jam kata petugasnya. Maafkan aku teman, jika hatiku bersorak kegirangan. Sementara kamu, bersungut, tak tahu harus berbuat apa.
Duduklah, teman. Ajak aku berbicara, tentang apa saja. Dua jam begitu berharga. Aku tak pernah tahu kapan kamu pulang. Karena mencintaimu adalah hal terbodoh yang pernah kulakukan.
Letakkan ranselmu kembali, kawan. Kereta belum datang. Dan izinkan aku menyandarkan kepala ke pundakmu sebentar.
Di depan mungkin absurd. Tapi setidaknya aku masih punya dua jam...
(@TS Barge, West Seno field)
No comments:
Post a Comment