"I want to continue being crazy; living my life the way I dream it, and not the way the other people want it to be..."
(Paulo Coelho)
--------------------------------------------------------------------------------------------------------
Lembah Baliem Papua, satu mimpi lagi...
Rencana ngetrip ke Lembah Baliem sempat aku, Kakak Dame dan Kakak Ardyan bahas pada ujung perjalanan kami di Flores NTT bulan November 2014 lalu. Bahkan kami sudah menyiapkan rencana nggembel ke sana sekitar Februari 2015 nanti, sesuai jadwal off tentunya. Tapi alam berkehendak lain. Pada akhirnya hanya aku dan Dame yang dipastikan bakal meng-eksekusi trip itu karena Ardyan diterima PPDS dan bersiap balik ke kampus lagi. Well, selamat kembali ke dunia nyata, teman! Jangan galak-galak ya kalau dah jadi dokter spesialis anestesi ;p
![]() |
Lembah Baliem dalam Peta Papua (sumber : www.indonesiad.com) |
Papua bukanlah destinasi murah. Tapi menjejakkan kaki di Papua, pulau di ujung timur Indonesia adalah sebuah mimpi yang harus menjadi nyata. Lembah Baliem adalah jantungnya Papua, dan akan kami jelajahi Papua untuk pertama tepat di jantungnya! Tapi mundurnya Ardyan menjadikan budget perjalanan ke Papua menjadi bengkak luar biasa. Intinya, tadinya biaya bisa dibagi 3 kepala, kini hanya ditanggung 2 orang saja. Hitung-hitungan secara kasar sesuai itinerary yang telah kami buat, perjalanan ke Wamena/Lembah Baliem dengan rencana trekking ke pedalamannya, serta bonus Jayapura dan Merauke bakal menghabiskan sekitar 15 juta-an lebih per orang! Bisa beli motor satu itu mah, sisa malah. Yach, anggap saja ini adalah perjalanan edisi nasionalisme!
Untuk membagi cost menjadi setidaknya lebih entengan dikit, maka kami gencarkan upaya bujuk rayu ke semua orang agar mau ikutan trip ini. Tapi sekali lagi ternyata destinasi yang kami tawarkan bukanlah tujuan favorit mereka. Tujuan utama kami adalah Lembah Baliem yang notabene kurang terkenal jika dibandingkan dengan Raja Ampat di Papua Barat yang memang bisa dibilang destinasi numero uno-nya Papua dan tentu saja menarik minat para pejalan. Banyak yang menganggap ini trip gila, aneh dan nggak biasa. Atau...dengan budget yang segitu besarnya maka kebanyakan orang lebih memilih liburan ke luar negeri. Hohoho! Kami sempat ngiklanin ke berbagai website atau forum jalan-jalan. Responnya dikit banget. Ada yang tertarik pengen join tapi kayak nggak niat, ada yang cuma PHP, atau yang hanya minta Itinerary. Hah!
Kakak Dame dengan cerdasnya memutar otak agar budget ke Papua bisa diminimalkan. Dia hubungi semua kenalan, teman, temannya teman, saudaranya teman, temannya saudara, eda, ito, tulang, nangmboru, opung, pokoknya semualah yang tinggal di Wamena, Jayapura dan Merauke yang bisa menyediakan tempat berteduh selama di sana. Lumayanlah bisa meng-cut biaya hotel. Lebih mantap lagi karena ada kenalannya Dame yang punya travel agent spesialis pedalaman Papua yang dengan sukarela menawarkan bantuan dan harga teman untuk trekking ke Lembah Baliem. Sip dah, kakak!
4 Februari 2015
Terminal 2F Bandara Soekarno - Hatta Jakarta menjadi meeting point kami. Berbekal mantengin website tiap hari, maka tiket promo Garuda akan membawa kami dari Jakarta ke Jayapura tengah malam nanti. Oke Papua, nantikan kedatangan kami....para pejalan absurd yang kini tinggal tersisa dua ;p. Berangcut kakak...!!!
Perjalanan udara dari Jakarta ke Jayapura akan memakan waktu sekitar 5 jam. Penerbangan malam yang praktis minus pemandangan indah yang bisa dilihat lewat jendela. Maka kubunuh waktu dengan tidur saja.
5 Februari 2015
Aku terbangun saat pramugari sibuk membagikan sarapan. Hari telah nyaris terang. Mungkin saat ini aku sudah berada di atas pulau Papua. View yang kemungkinan adalah danau Sentani bisa kulihat jelas dari jendela pesawat. Kunikmati lekuk indahnya dari atas sana sebelum pesawat ini mendarat.
Sekitar jam 07.20 an, kami mendarat di bandara Sentani Jayapura. Papua, ini aku...!!! Tanpa bermaksud lebay, tapi ingin kuteriakkan kalimat itu saat kaki ini menjejak aspal bandara. Ah, maka nikmat Tuhan yang manakah yang kamu dustakan, Lena!
Nemu sticker ginian di Bandara Sentani ;p |
Kami transit dulu beberapa saat di Bandara Sentani. Mungkin baru jam 10-an pesawat Trigana Air akan membawa kami ke Wamena, Ibukota Kabupaten Jayawijaya. Kakak Dame nongkrong dengan nyaman di sebuah lounge sementara kartu kredit gembelku gak laku di sana, haha! Maka aku hanya bisa bengong berteman sebuah buku di ruang tunggu.
Wamena sudah terbayang di depan mata. Dan sebuah petualangan demi pemenuhan mimpi, siap dimulai kembali...
Kisah selanjutnya di Menyapa Papua (Bag. 2) - Lembah Baliem Day-1
No comments:
Post a Comment