"Don't walk behind me; I may not lead. Don't walk in front of me; I may not follow.
Just walk beside me and be my friend..."
(Albert Camus)
----------------------------------------------------------------------------------------------------------
8 Februari 2015
Minggu pagi yang cukup sibuk di sela-sela mendengarkan RRI. Keluarga Indah masak besar pagi ini untuk bekal makan siang nanti. Indah sekeluarga mengajak aku dan Dame dan semua pegawai di tempat usaha Indah untuk jalan-jalan di seputaran Wamena. Sepulang ibadah dari gereja, maka meluncurlah rombongan kami dengan mobil 4WD yang sudah disewa. Yup, dengan kondisi geografis Lembah Baliem, maka mobil seperti itulah yang bisa menjelajah dengan aman. Jadi jangan heran, angkutan umum di sana (terutama yang memiliki rute ke distrik yang jauh dari Wamena) menggunakan jenis kendaraan 4WD.
Ayo berangkat, kakak! |
Tujuan pertama kami adalah Hotel Baliem Resort atau penduduk Wamena lebih mengenalnya sebagai Hotel Jerman. Hotel ini terletak sekitar 21 km dari utara Kota Wamena. Kabarnya, tempat ini penuh jika hari minggu karena hampir semua warga Kota Wamena tumplek blek di tempat itu untuk berwisata.
Interior Restoran Hotel Baliem Resort |
Interior Restoran Hotel Baliem Resort |
Hotel ini menyuguhkan nuansa tradisional Papua. Kamar-kamar hotel dibuat serupa Honai, rumah adat tradisional sana. Pernak-pernik pajangan khas Papua melengkapi interior restoran. Cantik sekali. Tentu saja kami yang hanya pengunjung tidak diperbolehkan masuk ke area penginapan. Para pengunjung hanya diperbolehkan masuk ke restoran hotel yang menyuguhkan view lembah dan Kota Wamena yang bisa dilihat dari halaman belakang restoran. Tapi, mungkin karena mataku ini masih terbayang luar biasanya pemandangan Distrik Kurima yang kami jelajahi kemarin, maka view di belakang restoran tampak menjadi biasa saja.
Perjalanan dilanjutkan kembali. Mobil 4WD dengan penumpang penuh di bak belakang meluncur di jalanan yang bertrek naik-turun itu. Kami menuju Walesi. Walesi terletak sekitar 10 km ke arah selatan Kota Wamena. Ada apa di Walesi? Ada sungai dan air terjun katanya yang akan kami sambangi. Dan Walesi, hawanya sejuk sekali!
Menuju Distrik Walesi |
Akhirnya kami sampai di tempat yang kami tuju, Air terjun Walesi. Dan hohoho, sebenarnya tak ada air terjun sih, tapi air jatuh, alias air terjun yang pendek banget, hehe. Air terjun itu lalu mengalir di ke sungai berbatu-batu dengan beberapa gazebo yang dibangun di pinggirannya. Area wisata ini penuh oleh pengunjung, tapi yang memadati tempat ini bisa dibilang bukan asli penduduk Papua, tentu saja tampak dari wajah-wajah mereka. Ya sudah, mari kita main air sebentar, menikmati air jatuh lalu makan siang.
Set slow speed dulu, kakak! |
Sungai Walesi |
Foto Keluarga |
Aku mau berenang... |
Aku sempat terkesima dengan sebuah bangunan sekolah dimana kami memarkir mobil di halamannya. Bangunan itu adalah sebuah Madrasah Ibtidaiyah (sekolah muslim untuk tingkat SD). Tepat di sampingnya terdapat sebuah Masjid dengan kubah besar berwarna kuning yang masih dalam tahap renovasi. Ternyata banyak penduduk asli (Suku Dani) yang beragama Islam bermukim di desa ini sejak agama Islam masuk sekitar tahun 1970-an. Mereka hidup berdampingan dengan penduduk pribumi yang mayoritas beragama Nasrani. Sebuah bentuk toleransi antar umat beragama yang indah sekali.
Seorang bocah dan "Wajib Belajar Untuk Mencerdaskan Kehidupan Bangsa" |
Masjid di Distrik Walesi |
Selesai dengan Walesi, kami menuju Napua. Ngapain di Napua? Foto-foto, kakak! Haha! Yup, di dekat Pos Polisi Napua kami turun dan menikmati pemandangan sekitar lewat gardu pandang di seberang kantor polisi.
Salib besar berwarna putih di atas bukit |
Kebersamaan yang menyenangkan. Terima kasih Indah dan keluarga, telah membawa kami menikmati beberapa spot terkenal di Wamena. Besok, giliran Danau Habema nun jauh di sana yang akan aku dan Dame jelajahi! Itu sudaaaahhhh....!!!
Sang Saka Merah Putih berkibar di pojokan pagar Pos Polisi Distrik Napua. Tetaplah menjadi Indonesia, wahai Papua! |
Kisah selanjutnya di Lembah Baliem Day-5 (Danau Habema)
This comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDelete