Friday, January 26, 2018

Wini dan Motaain, Satu Lagi Perbatasan Negeri

"Jikalau aku melihat wajah anak-anak di desa-desa dengan mata yang bersinar-sinar, 
"Pak Merdeka, Pak Merdeka, Pak Merdeka!" 
Maka aku bukan lagi melihat mata manusia, tapi aku melihat Indonesia"
(Ir. Soekarno)


13 Januari 2017

Mobil Om Demus terlihat dari kejauhan. Mobil APV dengan kaca depannya yang retak itu. Segera kami berkemas, mengeluarkan gembolan-gembolan dari kamar homestay Lopo Mutis. Pamit kepada Pak Mateos Anin, Mama Yuli dan Kak Wasti, mengucap terima kasih atas segala bantuannya selama kami di Fatumnasi. Sekaligus menyerahkan sedikit buku dan alat tulis yang bisa dibagi untuk anak-anak di sekitar sini. Kami  harus mengucap sampai jumpa pada Fatumnasi. Satu desa di kaki Gunung Mutis yang cantik sekali.

Kami masih punya waktu seharian ini di NTT sebelum menjejak Timor Leste esok hari. Maka kami sewa mobil Om Demus lagi agar bisa bebas pergi ke mana saja tanpa terkendala transportasi. Hari ini Om Demus menawarkan untuk melihat Air Terjun Oehala dan juga PLBN (Pos Lintas Batas Negara) Wini di Kabupaten Timor Tengah Utara yang berbatasan dengan Oecusi Timor Leste.

Tentu saja aku tak menolak untuk diajak melihat PLBN Wini. Bahagia malah. Kukira dalam trip kali ini aku hanya akan melintas PLBN Motaain di Atambua Kabupaten Belu saja yang Insya Allah akan kami lintasi besok saat menuju ke Timor Leste. Tapi ternyata malah dapat tambahan satu PLBN lagi!


Wilayah Timor Leste, negara tetangga kita ini bisa dibilang cukup unik, karena ia tak hanya berada di bagian timur Pulau Timor saja tapi juga ada sempalan kecil atau daerah kantung (enclave) di daratan sebelah barat Kabupaten Timor Tengah Utara NTT yaitu wilayah Oecussi atau Ambeno. Ada satu pos perbatasan Indonesia sebelum memasuki Oecussi Timor Leste yaitu PLBN Wini yang rencananya akan kami kunjungi hari ini.