Seberapa sabar aku menahan emosi
Ketika ajakan itu terlalu sayang
Andaipun aku tak datang
Cantigi memanggilku
Cantigi menanyakanku
Berbekal intuisi, kumulai gerakan kakiku
Terasa canggung, karena harus membawa batu
Aku mengira ini akan menjadi perjalanan
Aku sempat mengira ini hanyalah penyesalan
Kemudian aku mengira ini akan menjadi perpecahan
Namun dengan sabar intuisi ku menyuruhku tetap tegar
Ada harapan, lambaian serta keyakinan yang terkadang muncul menghilang yang selalu menungguku di sana
Intuisi ini memang selalu membawaku menuju langkahku yang akupun sendiri tidak tahu
Mungkin, cantigi masih enggan menerimaku
Hanya melihatku yang setiap saat lalu lewat
Aku mungkin takkan diterima sebagaimana teori evolusi darwin
Sebagaimana cantigi yang mencoba abstain
Aku mungkin tidak kokoh sebagaimana aku punya mesin
Tapi kakiku punya adrenalin mengikuti intuisiku kemarin
Mengantarkanku bergerak bertahap dengan penuh yakin
(22 September 2022)
No comments:
Post a Comment